Reporter:Muh Ardiansyah R/Editor: Indi la’awu
KENDARI- PT Virtue Dragon Nikel Industry (VDNI) yang membangun pemurnian nikel atau smelter di Kecamatan Morosi, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara (Sultra) berhasil menyerap tenaga kerja lokal di Sultra hingga mencapai belasan ribu.
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Sultra, Saemu Alwi mengatakan keberadaan PT VDNI dan PT Obsidian Stainless Steel (OSS) di Kawasan Industri di Kabupaten Konawe tersebut juga turut menciptakan transfer teknologi dari tenaga kerja asing (TKA) ke pekerja lokal.
“Sebelum ada industri ini, jelas tidak ada serapan yang 11 ribu itu. Kalau kita bicara tentang serapan yang ada sekarang pasti besar lah manfaatnya. Tentunya ada perbedaan, Hal ini bertujuan untuk mengembangkan kemampuan sumber daya manusia lokal yang bekerja di perusahaan tersebut,” ungkap Kadis Disnakertrans Sultra ini saat ditemui, 21 Juni 2020.
Lanjutnya, di kawasan industri tersebut, ada ahli teknologi dan setiap TKA itu didampingi dengan tenaga kerja Indonesia. Sehingga, pada saatnya nanti pekerjaan-pekerjaan itu bisa dilimpahkan pada pekerja Indonesia.
“Kemudian yang kedua itu, ada juga yang disekolahkan sampai ke China untuk jenis jabatan pekerjaan tertentu, nanti pekerja China itu bisa dilimpahkan pada pekerja Indonesia,” lanjutnya.
Kata Alwi, perusahaan telah memenuhi prosedur dan aturan yang berlaku. Pihaknya sudah menerima surat dari Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia melalui Direktorat Jenderal Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja per tanggal 7 April 2020.
“Surat tersebut menyetujui Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing (RPTKA) untuk bekerja di Konawe. Intinya, adalah menyampaikan ke pemerintah daerah Sultra bahwa Kementerian Ketenagakerjaan itu telah mengeluarkan RPTKA untuk kedatangan kurang lebih 500 TKA itu,” katanya.
Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Sultra telah menyetujui kedatangan 500 TKA asal China. 500 TKA ini merupakan tenaga ahli yang nantinya akan bekerja di PT VDNI dan PT OSS, untuk mempercepat pembangunan smelter.
“Itu surat kami sudah terima, Dengan rincian itu 200 itu untuk VDNI dan 300 untuk OSS,” bebernya.
Ia juga menyebutkan, sebanyak 11.227 orang tenaga kerja lokal yang telah bekerja di kawasan industri itu. Dari jumlah tersebut, 92 persen merupakan tenaga kerja asal Sultra, dan 8 persen dari luar Sultra atau TKA.
“Kawasan mega industri Morosi saat ini sendiri masih dalam tahap pembangunan, sehingga peluang adanya lapangan kerja baru yang dapat menampung hingga puluhan ribu tenaga kerja sangat terbuka,” pungkasnya. (B)