BAUBAU, Mediakendari.com – Dinas Pariwisata (Dispar) Kota Baubau, Sulawesi Tenggara (Sultra) bakal mengikuti Sultra Tenun Karnaval tahun 2023 yang digelar Dispar Sultra di Kota Kendari, mulai 02 sampai 03 Desember 2023 mendatang.
Di event itu, Dispar Baubau mengusung tema ‘Raja Wa Kaakaa’ sebagai icon yang akan ditonjolkan sesuai dengan tema umumnya yakni ‘Legenda Sulawesi Tenggara’.
“Persiapan kita untuk karnaval ini sudah selesai, tinggal utusan masing-masing dari satu OPD (Organisasi perangkat daerah) untuk barisan karnaval kita,” ucap Kepala Bidang (Kabid) Ekonomi Kreatif (Ekraf) Dispar Baubau, Wa Ode Asma ditemui Rabu, 29 November 2023.
Asma mengungkapkan dibarisan Pemerintah Kota (Pemkot) Baubau icon Raja Wa Kaakaa nanti akan mengenakan baju Katapisi dilengkapi salili dan boka pada bagian bawah khas tenun Buton. Pakaian itu juga bakal dikenakan pendamping devile.
“Karena temanya tahun ini temanya legenda sulawesi tenggara jadi kami pilih Raja Wa Kaakaa karena belum pernah kita ikutkan dalam kegiatan karnaval sebagai icon. Kalau tahun lalu tema yang kita pilih Wala-walangke,” ungkapnya.
Asma menjelaskan baju Katapisi dipadukan dengan sarung Samasili berwarna hijau yang akan dikenakan untuk menghiasi icon Raja Wa Kaakaa. Bahannya berasal dari benang biasa dan benang perak. Untuk warnanya, Dispar Baubau memilih hijau sesuai warna icon yang ditampilkan. Dikatakan, pakaian Raja Wa Kaakaa dahulu berwarna hijau.
“Supaya masyarakat yang melihat nanti dapat mengenal lebih dalam tentang kekayaan budaya kota Baubau khususnya tenunnya dan legendanya tentang kerajaan dulu maka kita ambil tema raja pertama,” katanya.
Asma menyebut, tahun 2022 lalu Pemkot Baubau berhasil meraih juara I untuk kategori icon terbaik dengan iconnya Wala-walangke. Bahan tenunnya juga menggunakan pakaian hasil tenun khas Buton dilengkapi sarung Samasili berwarna hitam-putih.
Selain itu, lanjut Asma, di Sultra Tenun Karnaval 2023 itu juga bakal diselenggarakan fashion show. Pemkot Baubau diajang itu akan diikuti oleh Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kota Baubau, Reffiani Dwiatmo Rasman dan Ketua Dharma Wanita Persatuan Kota Baubau yakni istri dari Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah (Sekda) Baubau, Saido Bonsai.
“Ibu Wali menggunakan tenun bermotif Akke, warna tera kota untuk dasar kainnya dan ibu Sekda memakai tenun alam motif bangka (Perahu),” ujarnya.
Ia menambahkan Dispar Baubau mencatat sejauh ini sudah ada sekitar ratusan pelaku usaha tenunan yang tersebar dibeberapa tempat diantaranya Di kelurahan Sulaa, Liwuto, Bone-bone, Wameo, Melai dan Baadia. Menurutnya, dari sisi ekonomi, harga produk tenunan di daerah eks pusat Kesultanan Buton itu juga semakin berkembang. Bila dulu hasil tenun hanya dihargai Rp 200-250 ribu saja, saat ini sudah berkisar diharga Rp 800 ribu hingga jutaan rupiah.
“Untuk tenunan ini kita terus menerus promosikan baik even lokal, provinsi hingga nasional seperti lomba Jakarta Fashion Week belum lama ini,” katanya.
Penulis : Ardilan