Reporter: Hasrun
BOMBANA – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara memberikan dua rekomendasi kepada para pemilik Izin Usaha Pertambangan (IUP) yang beroperasi di Pulau Kabaena.
Rekomendasi tersebut diberikan untuk mengantisipasi kembali terjadinya banjir di pulau tersebut mengingat beberapa waktu lalu sempat terjadi banjir.
Adapun rekomendasi tersebut, yakni agar perusahaan tambang melakukan pemulihan dan rehabilitasi di beberapa desa wilayah Kecamatan Kabaeana Barat dan Kabaena Selatan yang terdampak banjir pada 17 Januari 2021.
“Kepada seluruh pemilik IUP di wilayah Kabaena untuk melakukan pemulihan dan rehabilitasi terhadap seluruh kerusakan fasilitas umum yang ada di wilayah itu,” kata Wakil Ketua DPRD Bombana, Iskandar saat rapat bersama dengan pemerintah daerah dan pihak perusahaan, Senin, 25 Januari 2021.
Selain itu, pihak perusahaan juga diharuskan segera menyelesaikan masalah administrasi terkait dengan penilaian hasil monitoring dan evaluasi Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bombana beberapa waktu lalu.
Ketua PKB Bombana ini juga membantah bahwa lahan baru yang dibuka oleh masyarakat setempat bukanlah penyebab terjadinya banjir besar di Kabaena Selatan dan Kabaena Barat.
Sebabnya, menurut Iskandar, sejak bertahun-tahun masyarakat di wilayah itu sudah melakukan pembukaan lahan dengan cara berkelompok dan menanam cengkeh di hulu sungai.
“Kajadian bukaan lahan (kebun) oleh masyarakat bukan tahun 2020. Tetapi sudah bertahan – tahun. Dan banjir tidak pernah terjadi seperti kemarin. Nanti setelah ada aktivitas penambangan di sana,” tegas Iskandar.
Mantan Komisioner KPU Bombana ini juga menyebut, banjir di Kabaena tidak terjadi akibat dari curah hujan yang tinggi. Namun, disebabkan adanya aktivitas penambangan yang tidak ramah terhadap lingkungan.
“Sejak dahulu, setiap tahunya curah hujan juga tinggi. Tetapi biasa – biasa saja. Nanti sekarang baru banjir seperti ini,” ungkapnya.
“Lebih parahnya lagi, dua hari setelah kejadian bencana, terlihat alat berat beraktivitas di atas gunung Desa Batuawu,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala Perwakilan Kantor Sulawesi Tenggara yang juga mantan KTT PT Timah, Ismail mengatakan, salah satu faktor penyebab terjadinya hujan adalah curah hujan yang tinggi.
“Saya melihat di Kabaena hampir setiap tahun terjadi banjir, tepi kemarin banjirnya memprihatinkan,” kata Ismail.
Menanggapi hal itu, Anggota DPRD Dapil Kabaeana, Musrif membantah dengan keras pernyataan Kepala Kantor PT Timah tersebut.
“Saya lahir dan besar di sana, pasti tahu persis tidak pernah terjadi banjir. Bohong itu kalau di sana banjir setiap tahun,” kata Musrif. (b)