MUNA BARATOPINIPOLITIK

Ganti Rasa, Solusi atas Stagnasi Pembangunan

370
Bupati Muna Barat, Laode M Rajiun Tumada.

Penulis : Surachman ST (Koordinator Media Center Pembangunan Kabupaten Muna Barat)

Dalam sebuah buku karya Richard Branson yakni “Screw It And Let’s Do It” menyebutkan bahwa kamu harus berani untuk mengambil resiko melakukan hal yang baru dan berbeda. Dengan demikian semoga saja kamu akan memiliki kenangan akan pengalaman yang tidak terlupakan dan bisa diceritakan selama hidupmu. Penggalan kalimat dalam buku Richard Branson tersebut sesungguhnya menekankan agar kita memiliki keberanian untuk mencoba hal baru karena sejatinya hidup itu adalah tentang perubahan dan tentang bagaimana mengambil pelajaran dari sebuah kesalahan.

Dalam konteks kepemimpinan salah satu indikator keberhasilan dalam memimpin suatu organisasi atau daerah adalah memiliki akuntabilitas tinggi untuk memelopori perubahan suatu wilayah sehingga bisa membuat perbedaan yang berarti. Adanya perubahan merupakan konsekuensi logis jika pemimpin konsisten dalam mengimplementasikan setiap programnya sesuai dokumen perencanaan yang telah ditetapkan.

Banyak kisah sukses tentang keberhasilan seorang pemimpin dalam membangun wilayahnya namun tidak sedikit pula kisah kegagalan dalam kepemimpinan wilayah. Kesuksesan seorang pemimpin dalam memimpin wilayahnya dapat dilihat pada adanya perubahan-perubahan mendasar dalam suatu wilayahnya misalnya tengoklah kisah sukses La Ode M. Rajiun Tumada dalam membangun Muna Barat. Daerah yang pada tahun 2014 masih sangat tertinggal dan memiliki akses yang terbatas namun saat ini dalam kurun waktu 5 tahun telah menjelma sebagai daerah yang menjadi salah satu pusat pertumbuhan diwilayah kepulauan Sulawesi Tenggara apalagi dengan adanya Gerbang Lalu Lintas Udara Bandara Sugi Manuru Muna Barat telah menjadikan Muna Barat sebagai beranda depan Sulawesi Tenggara dalam kancah regional bahkan nasional. Tak dapat dipungkiri dengan adanya terobosan La Ode M. Rajiun Tumada dalam menggeliatkan Bandar Udara Sugi Manuru Muna Barat sangat memiliki dampak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi kawasan Muna Barat dan sekitarnya.

Penggalan kisah sukses kepemimpin di Muna Barat tersebut terwujud karena adanya manajemen kepemimpinan dari seorang Bupati yang menekankan pada kerja sama tim (team work), kedisiplinan, konsistensi dalam mencapai tujuan, serta kemampun dalam meracik setiap energi positif untuk percepatan Pembangunan Muna Barat. Model kepemimpinan tersebut berhasil dalam mengimplementasikan program-program pro rakyat khususnya disektor infrastruktur dasar yang menjadi masalah laten Muna Barat selama ini. Atas kebijakan tersebut secara signifikan telah meningkatkan rasio kemantapan infrastuktur dengan output yang sangat fenomenal salah satunya adalah capaian pembangunan 717 km jalan dalam kurun waktu kurang dari 5 tahun kepemimpinan La Ode M. Rajiun Tumada di Muna Barat.

Kepemimpinan La Ode M. Rajiun Tumada telah berhasil mengidentifikasi kebutuhan dasar masyarakat Muna Barat sehingga alokasi anggaran belanja daerah dititik beratkan pada pemenuhan sektor infrastruktur dasar. Tak dapat dibayangkan jika diawal periode kepemimpinan beliau di Muna Barat misalnya anggaran pembangunan dipakai untuk menimbun pantai Tondasi atau pantai-pantai lainnya tanpa konsep pembangunan yang jelas. Dapat dipastikan maka program tersebut hanya akan membebani keuangan daerah yang pada akhirnya tak dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat umum. Namun rupanya beliau sangat memahami apa yang menjadi kebutuhan masyarakatnya, makanya dalam setiap kesempatan beliau selalu mengatakan bahwa masalah utama Muna Barat adalah buruknya konektivitas sehingga diperlukan adanya terobosan pembangunan infrastruktur yang massif, totalitas dan fokus sehingga masalah yang ada dapat dengan cepat diselesaikan. Hingga pada akhirnya hari ini setiap traveller yang bertandang di Muna Barat pastilah merasakan adanya perubahan yang signifikan dan kemudahan bagi mereka untuk menjangkau semua wilayah yang ada di Muna Barat.

Kita harus objektif dan berani jujur pada diri sendiri bahwa Muna Barat hari ini telah banyak berubah dan maju sejajar dengan daerah lainnya di Sulawesi Tenggara. Bahkan untuk DOB seusianya dapat kita katakan bahwa Muna Barat lah yang terbaik pada scope dan indikator tertentu. Namun demikian bukan berarti kisah sukses Muna Barat ini dapat dengan mudah diikuti oleh daerah lainnya. Untuk sukses seperti Muna Barat maka salah satu prasyarat utama adalah manajemen kepemimpinan yang baik. Suatu wilayah jika ingin maju maka setiap potensi yang ada dalam suatu wilayah harus diexplore sedemikian rupa sehingga dapat bermanfaat bagi kemajuan daerah itu sendiri. Tanpa manajemen kepemimpinan yang baik mustahil dapat mewujudkan perubahan berarti pada suatu wilayah dan jika itu terjadi maka dapat dipastikan akan terjadi STAGNASI PEMBANGUNAN. Stagnasi pembanguan akan berimplikasi terhadap rendahnya minat penanam modal untuk berinvestasi di daerah, pertumbuhan ekonomi daerah sulit tumbuh. Bahkan hal itu juga dapat memicu dampak-dampak negatif lainnya, misalnya urbanisasi, pengangguran, hingga kemiskinan.

Oleh karena itu jika terjadi stagnasi pembangunan maka salah satu solusi adalah “Ganti Rasa”. Ganti rasa adalah upaya rakyat untuk memilih model kepemimpinan baru sehingga dapat medobrak kevakuman pembangunan sehingga kesejahteraan masyarakat dapat terwujud. Dan untuk itu cita rasa ala “racikan Rajiun Tumada” dapat menjadi salah satu pilihan rasional masyarakat#amaimo pada inia#

You cannot copy content of this page

You cannot print contents of this website.
Exit mobile version