FEATUREDKendari

Gawat, Kekerasan Terhadap Anak dan Perempuan di Kendari Terus Meningkat

540

KENDARI – Kota Kendari masih rentan terhadap kekerasan anak dan perempuan. Betapa tidak, sepanjang Tahun 2017 kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan terus meningkat.

Kepala Bidang (Kabid) Layanan Perlindungan Perempuan dan Anak Korban Kekerasan, Wa Ode Siti Supinawati, mengatakan untuk periode Januari sampai November 2017 saja sudah terjadi 19 kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan yang terdaftar di Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kota Kendari.

“Dari 19 kasus yang terjadi, kekerasan terhadap anak masih dominan, yaitu 16 kasus kekerasan dan tiga kasus kekerasan terhadap perempuan,” ujar Supinawati, Selasa (21/11).

Supinawati juga menjelaskan, bentuk kekerasan terhadap anaklah yang paling sering terjadi yaitu pelecehan seksual dan penelantaran anak.

Supinawati menyebutkan, bahwa faktor yang mempengaruhi terjadinya kekerasan terhadap anak di Kota Lulo tersebut karena kurangnya pengawasan orang tua terhadap anaknya.

“Orang tua terlalu memberikan kebebasan dalam bergaul terhadap anaknya,” ungkapnya.

Selain itu tambahnya, Sekolah juga seharusnya mampu mengawasi setiap siswannya, terutama bagi siswa yang menggunakan Handphone.

Sementara, kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT), jelas Supinawati, disebabkan oleh faktor ekonomi.

Supinawati menerangkan, wilayah kasus tersebut tersebar di seluruh wilayah Kota Kendari, hal ini berbeda dengan kasus yang terjadi pada Tahun 2016 dimana rata-rata kasusnya terjadi di Kecamatan Wua-wua.

“Jika kita bandingkan dengan Tahun 2016, kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan di Kota Kendari di Tahun 2017 ini meningkat. Itu belum lagi kasus yang dilaporkan di Kepolisian maupun lembaga-lembaga yang lainnya,” jelasnya.

Supinawati menjelaskan, bentuk pelayanan yang dilakukan oleh P2TP2A Kota Kendari, terhadap korban kekerasan tersebut yaitu mencari tahu bentuk kekerasan yang dilakukan seperti, pelakunya siapa, setelah itu dilakukan pendampingan psikologi terhadap korban dengan melibatkan dokter psikolog.

“Untuk mengantisipasi terjadinnya kekerasan terhadap anak, P2TP2A Kota Kendari akan melakukan sosialisasi di setiap sekolah di Kota Kendari,” tutup Supinawati.

Reporter: La Niati
Editor: Kardin

You cannot copy content of this page

You cannot print contents of this website.
Exit mobile version