Reporter: Rahmat R.
Editor: La Ode Adnan Irham
JAKARTA – Sultan Himayatuddin Muhammad Saidi (Oputa Yi Koo) mendapatkan gelar Pahlawan Nasional. Hal itu berdasar Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor: 120/TK/Tahun 2019 Tanggal 7 November 2019.
Semua plakat tanda jasa dan penghargaan gelar nasional diberikan oleh Presiden Jokowi kepada para ahli waris, Jumat (08/11/2019) di Istana Negara.
Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra) Ali Mazi menerima plakat penghargaan pahlawan Sultan Himayatuddin Muhammad Saidi (Oputa Yi Koo). Orang nomor satu di Sultra ini adalah ahli waris Oputa Yi Koo.
Ali Mazi saat diwawancarai mengucapkan terimakasih kepada Presiden dan Wakil Presiden, Jokowi – Ma’aruf Amin, Menteri Sosial Juliari Batubara, atas penganugerahan tokoh asal Sultra yang jadi Pahlawan Nasional.
“Ini semua berkat kita masyarakat Sultra yang terkenal mendukungnya, serta semua pihak yang terlibat dalam tim penyusun naskah sejarah Oputa Yi Koo,” ungkapnya usai dari Istana Negara.
BACA JUGA:
- Buka Turnamen Volly Ball CUP I Wawolemo, Harmin Ramba Saya Juga Bagian Putra Wawolemo
- Rangkaian HUTRI ke 79 Tahun, KORMI Konawe Gelar Kejuaran Panahan
- Wakili Pj Gubernur, Asrun Lio Lepas 10 Ribu Peserta Barisan Kirab Kebangsaan
Kata dia, semuanya hal yang tidak terduga selama 17 tahun menunggu dan berjuang, hingga membuahkan hasil.
“Alhamdulilah ini adalah buat kita semua masyarakat Sultra, bahwa ada pahlawan nasional asal Sultra,” ucap politisi Nasdem ini.
Selain dari Sultra, ada lima lagi yang dianugrahi pahlawan nasional yakni, Alexander Andries (AA) Maramis (anggota BPUPKI / PPKI), KH Masykur (anggota BPUPKI / PPKI, Prof M Sardjito (dokter dan eks Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada), Ruhana Kudus (wartawan dan pendiri Sekolah Kerajinan Amai Setia di Koto Gadang) dan Abdoel Kahar Moezakir (anggota BPUPKI / PPKI).
Sultan Himayatuddin Muhammad Saidi pernah menjabat Sultan Buton XX (Tahun 1750-1752). Untuk ke dua kalinya di tahun 1760 kembali menjabat Sultan Buton XXIII.
Sultan Himayatuddin wafat tahun 1776. Ia terkenal sebagai Sultan yang paling gigih melawan Belanda dengan sistem Gerilyanya di hutan-hutan Pulau Buton. Oputa Yi Koo artinya Sultan yang bersinggasana di Hutan. (A)