KABAENA – Kekosongan Bahan Bakar Minyak (BBM) Premium jenis Bensin dan Solar selama 4 hari, pada Agen Premium Minyak Solar (APMS) di Kelurahan Sikeli, Kecamatan Kabaena Barat, Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara (Sultra) membuat masyarakat resah.
Kenapa tidak, dari total kuota yang diberikan pihak pertamina Baubau ke pemilik APMS Sikeli sebanyak 85 ton Bensin dan 20 ton Solar perbulanya, ternyata 1 minggu pun tak sampai sudah ludes.
Hal itu diungkapkan salah satu masyarakat Sikeli, yang juga merupakan salah satu tokoh pemuda pemerhati lingkungan Jumrad Raunde, kepada Mediakendari.com menjelaskan dari total kuota yang diberikan pihak pertamina Baubau ke APMS Sikeli 20 hingga 85 ton perbulanya kata dia, itu tidak cukup. Sebab pihak APMS Sikeli diduga telah bekerja sama dengan pihak pengecer.
“Dugaan saya bahwa pihak APMS Sikeli telah bekerja sama dengan pihak pengecer,
sehingga BBM yang baru sampai di APMS langsung ludes,” ungkap Jumrad.
Oleh karena itu, lanjut Jumrad, karena BBM telah habis di APMS, para pengecer itu menggambil kesempatan untuk menjajakan BBM mereka dengan harga yang lumayan fantastis hingga Rp 25 ribu per liternya.
“Karena BBM sudah habis di APMS, maka kesempatan pihak pengecerlah untuk menaikan harga eceran,” ucapnya.
Sehingga Jumrad mendesak kepada pihak PT Pertamina Persero di Kendari agar mengambil langkah terhadap APMS Sikeli. Sebab menurut dia, APMS Sikeli itu telah melanggar dengan cara memberikan peluang kepada para pengecer untuk melakukan pengisian jergen dan melakukan penimbunan BBM untuk memperkaya diri sendiri.
“Saya harap pihak pertamina agar menindak keras APMS Sikeli. Sebab pihak APMS Sikeli telah menyalahi prosedur,” harapnya
Jumrad juga berpesan, agar kiranya pihak Kepala Desa (Kades) serta Camat agar berhati-hati untuk mengeluarkan rekomendasi kepada pihak pengecer. Sebab tidak ada aturan yang memperbolehkan kepada para pengecer untuk diberikan rekomendasi berupa bantuan BBM. Sementara pengecer bukan bersifat kelompok melainkan bersifat pribadi untuk kepentingan sendir.
“Saya akan menuntut dan melaporkan jika ada Kades ataupun Camat yang mencoba untuk memberikan rekomendasi kepada para pengecer, yang mana aturannya tidak berdasar,” ancamnya.
Sementara itu, pemilik APMS Sikeli Ambo Sakka, yang dikomfirmasi melalui telepon selulernya menjelaskan bahwa kekosongan BBM selama 4 hari itu terjadi adanya musibah kebakaran. Sehingga terkendala pengangkutan BBM dari pelabuhan perhubungan Baubau ke Kabaena. Sehingga kapal-kapal tidak diizinkan untuk berangkat pada saat itu.
Menjawab dari pada dugaan adanya kerjasama dengan pihak pengecer Ambo Sakka membenarkan hal tersebut. Sebab kata dia, para pengecer memiliki rekomendasi dari Kades dan Camat.
“Betul kami memang kerja sama dengan pihak pengecer, sebab mereka mempunyai rekomendasi dari desa dan camat, sehingga kami pihak APMS mau tidak mau ya harus melayani,” ucap Ambo Sakka, Kamis (13/9/2018).
Dia juga menambahkan bahwa tingkat kebutuhan masyarakat akan BBM memang sangat berpengaruh pada musim panas saat ini. Apalagi ditambah dengan musim Jambu Mete, sehingga kebutuhan masyarakat akan BBM sangat tinggi, karena masyarakat berbondong-bondong ke kebun dengan jarak tempuh yang lumayan jauh.
“Lain halnya kalau musim hujan, tingkat kebutuhan masyarakat akan BBM sangat menurun,” cetusnya.(a)