Reporter: Rahmat R
Editor: La Ode Adnan Irham
JAKARTA – Mantan Wakil Ketua DPD RI, Laode meminta Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) dan Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Sulawesi Tenggara (Sultra) dicopot dari jabatannya. Permintaan itu buntut dari tindakan aparat yang menurutnya brutal saat mengamankan unjuk rasa di Kota Kendari, Kamis (26/09/2019) hingga membuat satu mahasiswa dari Universitas Halu Oleo (UHO) meninggal dunia.
“Mahasiswa itu dipastikan terkena timah panas yang keluar dari moncong senapan sang oknum polisi,” kata La Ode Ida dalam rilisnya di Jakarta, Kamis (26/09/2019) yang diterima Mediakendari.com.
Laode juga menjelaskan, peristiwa serupa pernah terjadi dalam peristiwa demo 21 dan 22 Juni 2019 lalu. Sejumlah nyawa melayang akibat terkena peluru tajam. Ia beranggapan hal itu tak lepas dari tiadanya sanksi signifikan terhadap pimpinan instansi pelaku.
“Oleh karena itu saya berharap bersikap tegas beri sanksi pada pimpinan Polri yang terus saja merasa nyaman terhadap korban jiwa manusia akibat tindakan brutal aparatnya,” katanya.
BACA JUGA:
- Dukung Ketahan Pangan Nasional, Bulog Unaaha, Kabupaten Konawe Terus Lakukan Penyerapan Hasil Produksi
- Terjadi Kekosongan Jabatan di Lingkup OPD Prov Sultra, Anggota DPRD Syahrul Said : Kondisi Sedang Tak Baik Baik Saja
- Usai Dilantik Jadi Pj Bupati Busel, Ini Langkah Awal Ridwan Badalah
“Pertama, copot Kapolri dan Wakapolri. Kedua, copot Kapolda Sultra dan Kapolda-Kapolda lain yang tindakannya begitu brutal tak manusiawi. Ketiga, gantikan pimpinan Polri yang layak Pimpin Polri di era demokrasi,” tegasnya lagi.
Keempat lanjut La Ode Ida, evaluasi tugas dan kewenangan polri yang sudah terlalu berlebihan dan cenderung tak profesional. Kelima, wujudkan tanggung jawab kemanusiaan terhadap keluarga korban kekerasan polisi. Terakhir, meminta Presiden Jokowi mendengar tuntutan mahasiswa dan masyarakat luas untuk tidak memaksakan lahirnya kebijakan yang bertentangan dengan aspirasi masyarakat. (A)