KENDARI – Berdasarkan hasil survei yang dilaksanakan Kanwil Ditjen Perbendaharan (DjPb) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) terhadap realisasi kredit usaha rakyat (KUR) semester II 2021 terungkap kalau para usaha menengah kecil dan mikro (UMKM) puas karena bunga KUR rendah.
Hal itu diungkapkan oleh Plt Kepala Kanwil DjPb Sultra, Joko Pramono. Ia mengatakan mayoritas responden (UMKM) merasakan puas terhadap program KUR dengan alasan utama bunga terjangkau.
“Responden survei kami mayoritas dari kalangan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), mereka puas dengan bunga KUR yang terjangkau. Responden juga berharap program KUR tetap dilanjutkan karena membantu permodalan usaha,”jelas Joko Pramono kepada wartawan, Senin 17 Januari 2022.
Baca Juga : Meski Pandemi Covid-19, Realisasi APBN 2021 di Sultra Capai Target
Sampai dengan semester II, penyaluran KUR di Sultra telah tumbuh 23,71 persen dari semester I tahun 2021, Bank penyalur KUR telah menyalurkan sebesar Rp. 3.412.331.425.580, dengan jumlah debitur sebesar 84.523.
Joko juga menyebutkan bidang usaha yang paling banyak memanfaatkan penggunaan KUR adalah perdagangan besar dan eceran dengan jumlah debitur 34.385 dan jumlah pinjaman sebesar Rp1.605.378.745.977,00, bidang usaha selanjutnya adalah pertanian, perburuan dan kehutanan dengan jumlah debitur 26.701 debitur dan jumlah pinjaman sebesar Rp. 909.129.773.119.
“Sebagai salah satu upaya Pemerintah dalam rangka peningkatan kinerja ekonomi adalah dengan menggerakkan kinerja UMKM dengan mendorong penggunaan Kredit Program seperti kredit usaha rakyat (KUR) menjadi salah satu program pemerintah yang dinilai mampu untuk memacu pembiayaan bagi pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM),” ujarnya.
Selanjutnya ia menjelaskan program ini juga mampu meningkatkan produktivitas dan kapabilitas pengusaha, terutama pada masa pandemi ini. Di tengah situasi pendemi Covid-19 ini, semakin banyak pelaku UMKM yang membutuhkan pinjaman lunak untuk menyelamatkan serta mengembangkan usahanya. Oleh karena itu, KUR menawarkan bunga cenderung lebih lunak dibandingkan dengan fasilitas pembiayaan pada umumnya.
“Selama pandemi, tentu saja ada yang usahanya sempat berhenti secara berkala. Salah satu pilihan yang tepat adalah KUR, yang paling diminati oleh para pelaku UMKM. Saat ini, KUR mengalami transformasi dengan perluasan plafon, penambahan plafon, juga kemudian lebih banyak alokasi untuk usaha-usaha yang sifatnya produktif dan mendukung sektor unggulan dan potensial di masing-masing daerah atau wilayah,” pungkasnya.
Penulis : Sardin.D