Reporter : Jul Awal Sanatu
LAWORO – Para kepala desa (Kades) di Kabupaten Muna Barat dihebohkan dengan beredarnya kabar jika para Kades di Mubar diarahkan untuk membantu kepentingan politik pencalonan Bupati Mubar, Laode Rajiun Tumada di pemilihan kepala daerah (Pilkada) Kabupaten Muna.
Belum selesai kabar angin tersebut, para Kades kembali dibuat terperangah setelah muncul postingan di media sosial Facebook melalui akun Laode Ramlan Djibril Ode Tumagho yang menuding para kades di Mubar diharuskan menyiapkan 200 lembar baju kampanye dan satu posko di Muna.
Menanggapi hal itu, Kades Lapokainse Kecamatan Kusambi, Laode Mohirabu mengatakan para kades khususnya di Kecamatan Kusambi tidak pernah diperintahkan oleh Bupati Mubar akan hal itu.
“Itu tidak benar alias hoaks dan fitnah yang keji. Saat itu kami dipanggil Beliau (Rajiun, red) rapat untuk membahas program yang ada di desa,” kata Mohirabu dikonfirmasi via telepon, Kamis 23 Juli 2020.
Ia menilai isu yang beredar itu sengaja dibuat untuk menjatuhkan elektabilitas Laode M Rajiun Tumada saat ini. Sehingga, Mohirabu menegaskan agar masyarakat tidak mudah terprovokasi terhadap isu miring yang dilontarkan itu.
“Saya ulang sekali lagi kami tidak pernah diperintahkan membuat baju dan posko itu. Kami hanya disampaikan fokus kepada pembangunan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat Muna Barat. Jadi jangan mudah terprovokasi dengan isu murahan seperti itu, ” tegas Mohirabu.
Senada dengan itu, Kades Waukuni Kecamatan Sawerigadi, Ali Sabar juga mengatakan dirinya tidak pernah mendapatkan perintah ataupun arahan untuk membuat kaos kampanye 200 lembar dan posko itu.
“Loh kok bisa ya. Saya tidak pernah mendengar atau diperintahkan seperti itu. Tidak benar itu,” kata Ali kepada Mediakendari.com.
Ali menjelaskan saat itu kades dipanggil rapat oleh Bupati Mubar Laode M Rajiun Tumada terkait progres pembangunan dan pemberdayaan di desa masing-masing bukan yang membahas yang lain.
“Kami hanya diberi pengarahan terkait program pembangunan dan pemberdayaan masyarakat. Kami fokuskan disitu bukan masalah politik. Itu tidak benar adanya alias hoaks dan fitnah,” tutup Ali.