Reporter : Ferito Julyadi
KENDARI – Adzan Ashar berkumandang, matahari terasa terik yang sedikit menyengat kulit.
Di tengah riuhnya kota, kemegahan yang terus berkembang namun hal-hal kecil tidak dilihat. Seorang pria berusia senja nampak telaten mengatur kertas bekas.
Kakek Ayep, itulah namanya. Pria berusia 72 tahun nampak teliti mengatur kertas-kertas bekas hasil mulungnya, di JL Balai Kota, Selasa 05 Januari 2021
Saat dihampiri MEDIAKENDARI.com, Kakek Ayep yang tengah fokus mengatur kertas-kertas bekas di atas trotoar menuturkan, di usianya yang sudah tidak muda lagi akan sangat tidak berguna jika hanya dipakai rebahan dan tiduran di rumah.
Berbuncang dengan tim, Kakek Ayep sangat fasih berbicara suaranya tidak terasa bergetar. Sudah setahun Kakek Ayep menjalankan pekerjaan pengisi waktu luangnya itu.
Selain kertas, terdapat pula kantor kresek hitam besar yang didalamnya terisi oleh botol-botol air kemasan bekas.
“Daripada hanya di rumah, mending saya keliling mulung. Sekalian olahraga juga, karena kalau hanya di rumah justru badan jadi tidak sehat,” ujarnya.
Memang benar, di usianya yang lansia itu tidak nampak adanya kesulitan dalam berjalan. Kakinya masih kuat menopang badannya.
“Lebih baik saya mulung daripada harus menada tangan di lampu merah,” ucapnya
Kakek Ayep bukanlah warga asli Kendari. Ia merupakan warga Selatan yang datang ke Kota Kendari pada 2006 silam bersama istri dan keempat anaknya.
Anaknya-anaknya saat ini telah memiliki keluarga sendiri dan bekerja di perusahaan swasta.
Hasil mulungnya setiap hari yang tidak seberapa itu dikumpulkannya di rumah. Kemudian setiap sebulan sekali ia jual ke gudang penampung.
“Rp 100 ribu – Rp 300 ribu bisa saya dapat. Lumayan untuk keperluan dapur tanpa harus meminta ke anak,” terangnya.
Kakek Ayep hanya mulung di sekitaran Rumah Jabatan (Rujab) Sultra, yakni di setiap kantor-kantor dinas yang memang tidak jauh dari rumahnya.