FEATUREDKendariSULTRA

Kementrian Pertahanan, Jalin Sinergitas Antara Non Lembaga Dalam Melawan Ancaman Non Militer

530

KENDARI – Kementerian Pertahanan perwakilan provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) melaksanakan kegiatan seminar dalam sinergitas penanganan ancaman non militer di provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra).

Kepala Perwakilan Kementrian Pertanahan Provinsi Sultra Kolonel Infantri Trisitio Subagio mengatakan kegiatan seminar serentak dilaksanakan di 34 provinsi dan kali ini pihaknya memilih kantor walikota Kendari yang pesertanya ASN, mahasiswa dan tokoh masyarakat.

“Ini merupakan kegiatan seminar tentang sinergitas penanganan terhadap ancaman non militer,” ungkapnya saat di wawancarai usai kegiatan di ruang pola walikota Kendari, Kamis (18/10/2018).

Ia menjelaskan, Kementerian pertahanan ingin mendiskribsikan atau memetakan ada tujuh ancaman militer yakni pertama ancaman ideologi, kedua ancaman politik, ketiga ancaman ekonomi, keempat ancaman sosial budaya.

“Kelima ancaman keselamatan umum yaitu didalamnya ada terorisme, narkoba, premanisme dan bencana alam, keenam ancaman terhadap IT itu mencakup berita hoaks, berita kekerasan, pornografi, dan ketujuj ancaman legislasi itu penafsiran hukum yang ada sehingga membuat hukum itu bias,” jelasnya.

Katanya, kaitannya dengan ancaman tersebut pihaknya mendorong stekholder yang ada supaya ada sinergitas dalam penanganan ancaman non militer.

“Ancaman non militer itu adalah kementerian kelembagaan non TNI dan kami mendorong supaya terjalin sinergitas antara stekholder dan masyarakat,” paparnya.

Ia menambahkan, ancaman non militer semakin lama semakin meningkat tetapi kesadaran bela negara mulai menurun sehingga berbanding terbalik.

“Dari Kementrian pertahanan kita berusaha untuk meningkatkan pengetahuan wawasan kebangsaan yang diikuti oleh siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) dan mahasiswa,” pungkasnya.

Tujuannya, dengan agar peserta bisa menambah wawasan pertahanan negara yang baik sehingga menjadi duta-duta di kampus atau sekolah untuk menularkan teman-temannya.

“Sehingga apabila ada ancaman di sekolah atau dilingkup masyarakat dia bisa netralisir sesuai kemampuan dan profesi masing-masing individu,” tutupnya. (b)

Reporter : Waty


You cannot copy content of this page

You cannot print contents of this website.
Exit mobile version