NASIONALNEWS

Kepala BKKBN Imbau Indonesia Manfaatkan Bonus Demografi

609
×

Kepala BKKBN Imbau Indonesia Manfaatkan Bonus Demografi

Sebarkan artikel ini

JAKARTA, mediakendari.com – Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Dr. (H.C.) dr. Hasto Wardoyo, Sp.O.G (K) menyatakan Indonesia harus bisa memanfaatkan dengan baik Bonus Demografi agar tidak masuk dalam jebakan Pendapatan Menengah (middle income trap) menjelang Indonesia Emas 2045.

“Hari ini setiap 100 orang bekerja hanya menanggung 44. Jadi kalau mau kaya adalah sekarang di era Bonus Demografi ini. Kalau tidak sekarang kapan lagi dan kalau tidak oleh generasi muda ini oleh siapa lagi. Kita lihat di sini bahwa tahun 2035 sudah akan lewat windows opportunity Bonus Demografi karena dependency ratio sudah naik. Sehingga kalau kita terjebak di middle dan low income trap ini maka susah keluar dari jebakan itu. Karena perbandingan yang bekerja dengan yang butuh makan sudah mulai berat,” kata dr. Hasto saat menyampaikan orasi ilmiah pada Wisuda Universitas Respati Indonesia (Urindo) Tahun Akademik 2022-2023 di Sasana Kriya Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta, Kamis (26/10/2024).

Orasi ilmiah itu mengangkat tema “Meningkatkan Kualitas Penduduk Indonesia Menuju Indonesia Emas”.

“Hati-hati, sebelum Indonesia Emas kita di tahun 2035 itu harus sukses. kalau tidak sukses, berat. Jadi kita harus memanfaatkan windows opportunity ini. Generasi muda menjadi penentu kita akan memetik Bonus Demografi atau tidak? Generasi muda harus tidak kawin pada usia dini, harus tidak putus sekolah, harus tidak nganggur, harus tidak sebentar-sebentar hamil,” kata dr. Hasto.

Dalam orasi itu, dr. Hasto juga menyampaikan apresiasi kepada Urindo yang telah ikut berkontribusi dalam meningkatkan kualitas SDM dan keluarga. Salah satunya dengan dibentuknya Sekolah Lansia.

“Bonus penduduk menjadi bonus kesejahteraan. Tentu butuh upaya diantaranya adalah peningkatan layanan pendidikan dan juga pelayanan kesehatan itu menjadi prioritas penting menurunkan angka stunting, mengentaskan kemiskinan, meningkatkan kualitas hidup perempuan, anak dan keluarga menjadi angka utama. Jangan lupa yang diprioritaskan di sini sungguh luar biasa yaitu program program untuk ramah lansia dan ini yang menjadi kerja sama baik diantara Respati dan BKKBN kita terus menguatkan kerja sama untuk mengurus lansia,” lanjut Dokter Hasto dalam paparannya.

Menurut Dokter Hasto, kualitas sumber daya manusia itu ditentukan oleh 3 hal seperti bagaimana pendapatan per kapitanya, bagaimana angka harapan hidupnya, dan kemudian juga bagaimana pendidikannya. Rata-rata Pendidikan untuk rata-rata lama sekolah masih 8,48 tahun meskipun harapan lama sekolahnya harusnya sudah 12 tahun. Hal ini menjadi satu hal serius dan ia berharap bisa sama-sama diperjuangkanagar indeks pembangunan manusia meningkat.

Kesenjangan daerah masih terlalu tinggi antara satu daerah dengan daerah yang lain, sebagai contoh IPM Yogyakarta 79, Bali 75, namun ternyata IPM Papua 60,44 dan seterusnya. Pengaruh dari stunting itu sangat serius karena human capital indeks Indonesia yang sangat erat dengan intellectual skill manusia dan ini menjadi indikator penting dalam menentukan kualitas SDM satu bangsa, dengan stunting di atasi maka kualitas SDM juga bisa diatasi dengan baik.

Menjadi Wirausahawan

Sementara itu Rektor Universitas Respati Indonesia Prof. Dr. drg. Tri Budi Wahyuni Rahardjo, MS dalam sambutannya menyebutkan bahwa para wisudawan dan wisudawati sebagai kelompok usia produktif harus bisa menjadi wirausahawan untuk menciptakan lapangan pekerjaan dan memaksimalkan bonus demografi meraih Indonesia Emas 2045.

“Visi Urindo adalah universitas entrepreneur yang ramah lansia yang diakui secara internasional. Ini berarti bahwa sebelum teman-teman ini wisuda sekitar 30% sudah menjadi praktisi wirausahawan. Jadi sekarang paradigma bukan hanya mencari kerja tapi sudah menciptakan lapangan pekerjaan, dan ini menjadi tantangan untuk wisuda yang lain,” katanya.

“Kita semua diberikan kesempatan untuk berpartisipasi di dalam pengembangan GoLantang. Dokter susiana, adalah direktur sivas kedua, beliau adalah yang selalu bersama BKKBN mengembangkan program GoLantang. Kita bersyukur sekali sebagai universitas ramah lansia maka pak kepala berkenan mendukung kita semua untuk menerbitkan buku gerontologi. Ini adalah buku ajar pertama di Indonesia. Dan kita juga bersyukur akhirnya yang terus akan kita kembangkan adalah sekolah lansia. Untuk itu kami mohon Dokter Tri Suratmi sebagai Kepala Sekolah Lansia yang terus mengembangkan prototype sekolah lansia dan dikembangkan di BKL (Bina Keluarga Lansia),” tambah Prof Tri.

Sejalan dengan itu, Kepala LLDikti Wilayah III Prof. Dr. Toni Toharudin, S.Si., M.Sc. yang juga hadir memberikan sambutannya mengatakan semangat berwirausaha adalah bagian penting membangun Indonesia sejahtera.

“Didalam rangka menyambut bonus demografi 2030 mendorong spirit entrepreneurship untuk para lulusan sarjana tentu menjadi bagian penting untuk membangun indonesia sejahtera. Indonesia merupakan negara yang besar dan majemuk, disamping itu negara ini juga memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan melalui berbagai usaha untuk mengisi pasar kerja. Pengembangan enterpreneurship yg dilakukan maksimal dapat meningkatkan keberhasilan dalam melewati tantangan yang saat ini tengah dihadapi oleh bangsa ini. Dalam konteks ekonomi spirit enterpreneurship menjadi kunci utama dalam meningkatkan efektivitas dan juga efisiensi,” imbuh Prof Toni.

You cannot copy content of this page