“Ada patokan tapi kami tidak dipaksakan, yang tidak mampu, tidak bayar, yang mampu bayar. Bisa bayar dan tidak bisa tidak ditekan. Intinya tidak mesti,” singkatnya saat ditemui di halaman sekolah.
Hal serupa disampaikan juga, Eka Wati. Ia mengaku, untuk pungutan pembangunan pagar, dirinya tidak merasa terbebani. Bahkan, ia tidak membayar sepeserpun karena tidak mampu.
“Saya tidak menyumbang. Karena pembayaran itu tergantung dari kita, tidak dipaksa juga,” ujarnya saat ditemui di SDN 39 Kendari.
Ia juga menyebutkan, bahkan disuruh menghadap ke pihak sekolah karena tidak mampu.
“Saya pergi menghadap kalau tidak mampu. Tetapi bagi yang mampu boleh bayar sesuai kemampuan mereka juga,” jelas Eka.
Orang tua murid lainnya, Gina mengatakan, orang tua di SDN 39 Kendari tersebut banyak yang tidak mampu. Sehingga untuk pungutan pembayaran tidak dipaksakan.
“Banyak kasian yang tidak mampu jadi mereka tidak bayar. Nanti saya kumpulkan kita orang tua siswa yang mau cerita soal pembayaran ini,” katanya.
“Masalah pembayaran ini kita rapat dulu melalui komite. Orang tua disurati untuk datang,” tandas Gina.