Reporter : Hasrun
BOMBANA – Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, AA La Nyalla Mattalitti mengapresiasi Perusahaan Tebu, PT Prima Alam Gemilang milik Haji Syamsuddin atau yang di kenal Haji Isam di Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara (Sultra).
Katanya, ia bangga melihat keberanian yang dilakukan oleh pengusaha Nasional asal Sulawesi Selatan itu yang membuka investasi besar dengan membuka pabrik gula terbesar di Asia bertempat di Bombana.
“Hal ini patut kita apresiasi. Apalagi pabrik gula PT Prima Alam Gemilang terbukti menyerap belasan ribu tenaga kerja dan menghasilkan efek domino ekonomi bagi masyarakat Bombana,” kata Senator Senayan itu saat acara tatap muka dengan Pemda sekaligus penyematan penghargaan Kerajaan Tokotua untuk La Nyalla Mattalitti di Rujab Bupati Bombana, Jum’ 20 November 2020.
Menurutnya, investasi sebesar itu masuk ke Bombana kerena pemerintah daerah ramah investasi dan memberikan layanan dan jaminan keamanan dalam berusaha.
“Seperti saya sering bilang di beberapa kesempatan, salah satu indikator untuk menarik investasi masuk ke salah satu daerah adalah kemudahan berusaha,” ungkapnya.
Oleh karena itu, Presiden Joko Widodo sampai menerbitkan Instruksi Presiden nomor 7 tahun 2019 tentang percepatan kemudahan berusaha. Kerena memang katanya, peringkat kemudahan berusaha di Indonesia menempati peringkat 73 dunia.
“Presiden mengatakan peringkat tersebut naik menjadi peringkat ke 40 dunia dalam dua tahun ke depan,” ujarnya
Senator asal Selsel itu juga menyebut, adanya undang – undang cipta kerja akan menjadi senjata pamungkas untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi Indonesia di tengah hantaman Covid – 19.
Sebab pertumbuhan ekonomi berbanding lurus dengan pembukaan lapangan pekerjaan. Indonesia butuh pertumbuhan ekonomi di angka enam persen agar mampu menyerap angka pengangguran yang ada.
Lebih lanjut, untuk menaikan satu persen pertumbuhan ekonomi nasional, diperlukan investasi 800 terliun
“Artinya kalau kalau kita asumsikan pertumbuhan ekonomi kita saat ini 0 persen karena imbas Covid -19. Maka untuk mencapai enam persen diperlukan investasi sebesar 4.800 terliun,” pungkasnya. (2).