KENDARI – Bencana banjir yang terjadi di beberapa lokasi di Kota Kendari Sulawesi Tenggara (Sultra) belakangan ini menggerakan hati banyak orang, tak terkecuali Komunitas Terima Kasih atau Social Project.
Komunitas Terima Kasih “Social Project” yang berkoordinasi dengan KSR PMI Kota Kendari melakukan distribusi bantuan dikhususkan pada perlengkapan Balita dan obat-obatan di lokasi korban bantaran Sungai Wanggu Kecamatan Lepo-lepo pada Jumat kemarin (29/06/2018).
Salah seorang anggota Komunitas Terima Kasih “Social Project”, Haikal menuturkan, paket bantuan dikumpulkan dari beberapa donatur dalam bentuk bantuan langsung maupun donasi.
“Secara rinci, paket bantuan yang berhasil kami kumpulkan adalah 550 lembar popok untuk balita, 45 minyak telon, 55 minyak kayu putih, 4 dus logistik dan beberapa pakaian balita,” papar Haikal, Sabtu (30/6/2108).
Sementara itu, salah satu tim KSR PMI Kota Kendari, Kiki menerangkan, bantuan disalurkan secara khusus di daerah kawasan Sungai Wanggu yang intensitas banjirnya masih cukup parah yakni setinggi betis orang dewasa.
“Data assessment dari kami menunjukkan ada sekitar 30 balita di wilayah itu, sehingga penyaluran paket dikhususkan di situ kemudian disebar merata ke posko lainnya,” ungkap Kiki.
Setelah semua warga di lokasi bajir mendapatkan paket bantuan perlengkapan balita, kata Kiki, tim kemudian mulai menyisir posko pengungsian dan rumah-rumah warga yang belum terdata namun mempunyai balita.
Sementara itu, Koordinator Komunitas Terimakasih “Social Project”, Jumran Saing menerangkan, kegiatan tersebut sudah keempat kalinya dilakukan oleh pihaknya dibidang sosial bantuan masyarakat.
“Kami memiliki visi untuk terus merangkul pemuda dan komunitas di Kota Kendari dalam membudayakan trend melakukan aksi sosial, kreativitas dan tanggap terhadap kemajuan kota, khususnya di Kendari,” jelasnya.
Atas bantuan tersebut, warga korban banjir sangat mengapresiasi dan berterima kasih atas bantuan yang dikhususkan untuk para balita.
“Kami sangat berterima kasih, perlengkapan balita ini memang masih kurang, apalagi minyak telon yang sejak hari pertama kami sudah minta ke tim relawan,” kata seorang Ibu, salah satu korban banjir di Sungai Wanggu.