FEATUREDKendari

Kunker Asosiasi Asal Korsel Tawarkan Berbagai Kerjasama dengan Pemkot Kendari

465
×

Kunker Asosiasi Asal Korsel Tawarkan Berbagai Kerjasama dengan Pemkot Kendari

Sebarkan artikel ini

KENDARI – Korean Association of Phothunik Industry Development (KAPID) dari Korea Selatan (Korsel) melakukan Kunjungan Kerja (Kunker) ke Pemerintah Kota Kendari sekaligus menawarkan kerjasama diberbagai bidang.

Wakil Walikota Kendari, Sulkarnain Kadir mengatakan, Pemerintah Kota (Pemkot) sangat mengapresiasi kunjungan kerja yang dilakukan oleh KAPID.

“Sehubungan dengan kunjungan kerja KAPID dan marketing area Indonesia beserta beberapa pengusaha yang bergabung dalam KAPID se-Sulawesi Tenggara, ingin mengenai potensi dan pengembangan Kota Kendari di sektor energi, kesehatan, pertanian dan perikanan serta energi terbarukan (solar cell) di kota Kendari,” ungkap Sulkarnain di ruang pola Walikota Kendari, pada Rabu (17/1/2018).

Ia menjelaskan, dalam kunjungan kerja tersebut, pihak KAPID mempresentasekan potensi yang dimiliki sehingga menjadi informasi baru bagi pemerintah kota Kendari.

“Kita akan kaji dan melihat sejauh mana manfaat yang didapatkan dan melihat peluang kerja sama kedepan. Makanya tadi sudah di sampaikan bahwa mereka meminta untuk berkunjung seperti apa fasilitas perusahaan yang mereka miliki untuk membangun kerjasama dengan pemkot,” ucapnya.

Pihaknya akan mengkaji dan menggali informasi agar yang perlu kita kerja samakan, dapat efesien dan konsekuen, karena hal tersebut mengelola dana masyarakat.

“Ada beberapa yang singkron, dimana kita memiliki rencana untuk mewujudkan Smart City Kota Kendari lebih profesional kemudian ada beberapa bentuk kerja sama yang ditawarkan seperti penggunaan lampu listrik lebih hemat, panel surya dimana seperti yang diketahui bahwa tenaga surya di Kendari ini belum dimanfaatkan sama sekali,” paparnya.

Sementara itu, Tumaruddin anggota DPRD Sultra, memediasi investor Korea Selatan berkunjung di Kota Kendari. Ia menjelaskan, dari segi SDM KAPID sangat baik, bukan persoalan anggaran namun dengan keterbatasan. Dimana diketahui negara Jepang dan Korea hidup dengan empat musim.

“Sumber daya listrik saja mereka terbatas tapi dengan memanfaatkan teknologi mereka bisa mengganti yang harusnya menggunakan energi fosil tapi mereka bisa mengganti menjadi energi sel surya dan itu sangat efisien,” cetusnya.

Dia menuturkan, di Indonesia yang dilintasi garis khatulistiwa harusnya dapat lebih optimal. Dimana energi matahari yang dihasilkan dapat dikonversi menjadi sebuah aliran listrik.

“Apalagi setiap tahun listrik kebutuhannya selalu bertambah dan sering mati lampu dan kita berharap dengan teknologi seperti ini bisa disambut dan diapresiasi dengan baik,” tutupnya.

Reporter: Waty
Editor: Kardin

You cannot copy content of this page