BUTONHUKUM & KRIMINAL

La Baa, Warga Buton Korban Sandera Abu Sayaf Tewas Tertembak

2181
La Saali, menunjukan kartu identitas La Baa, anak kandungnya yang tewas setelah kontak senjata antara militer Filipina dan kelompok Abu Sayyaf. Foto: Adhil/Mediakendari.com

Reporter: Adhil / Editor: Kang Upi

BUTON – La Baa, warga Desa Kamelanta, Kecamatan Kapuntori, Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara (Sultra), korban sandera Abu Sayyaf di Filipina pada awal Januari 2020 lalu bersama empat orang rekannya, dikabarkan tewas tertembak setelah terjadi kontak senjata antara militer Filipina dan kelompok Abu Sayyaf.

Kabar tewasnya La Baa, diterima langsung pihak keluarga melalui pesan Whatshapp yang dikirimkan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu). Dalam pesannya, Kemenlu juga mengirimkan foto bukti fisik La Baa yang menjadi ciri khasnya berupa tato di lengan.

Diungkapkan pihak keluarga kepada MEDIAKENDARI.com, mereka yang masih tidak percaya atas kabar tersebut, juga meminta Kemenlu untuk mengirimkan foto lainnya tentang kondisi korban, untuk memastikan kebenaran informasi tersebut.

“Pak, bisa kirimkan gambar mukanya, atau ada luka itu di pahanya bagian kiri. Supaya kita lebih yakin,” tulis Naiya, salah satu keluarga La Baa melalui pesan Whashapp kepada pihak Kemelu, yang ditunjukan kepada awak media.

Kemenlu lalu memenuhi permintaan keluarga La Baa tersebut dengan mengirimkan sejumlah foto yang menunjukan kondisi korban yang diyakini benar oleh pihak keluarga La Baa, bahwa korban memang benar adalah La Baa.

Meski demikian pihak korban berharap, jasad La Baa bisa dikembalikan ke kampung halamannya di Desa Kamelanta untuk dikebumikan. Keluarga La Baa sendiri sempat histeris melihat salah seorang anggota keluarganya itu tewas mengenaskan.

“Kasian La Baa, niatnya merantau untuk cari uang kasian. Kalau memang sudah begitu, kita minta pulangkan saja jasadnya, nanti kita kubur disini,” kata Naiya, ditemui di kediaman La Baa hari ini Kamis, 01 Oktober 2020.

Dikuti dari laman jpnn.com, La Baa tewas setelah terjadi kontak senjata antara aparat keamanan Filipina dan kelompok Abu Sayyaf di Kota Patikul, Provinsi Sulu, pada Rabu pukul 08.00 waktu setempat, jenazah telah diterbangkan dari Sulu ke Zamboanga dengan pesawat militer Filipina, kemudian dibawa langsung ke rumah duka Zamboanga.

“Atas nama pemerintah, saya ingin menyampaikan duka cita mendalam kepada keluarga korban atas meninggalnya WNI tersebut,” kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam pengarahan media secara virtual.

La Baa adalah salah satu dari lima WNI yang diculik saat mereka sedang menangkap ikan menggunakan kapal kayu di perairan Lahad Datu, Malaysia, 16 Januari lalu. La Baa (32), kemudian dibawa enam orang bertopeng yang menculik mereka menuju perairan Filipina, menurut laporan kepolisian maritim Lahad Datu.

WNI asal Buton, Sulawesi Tenggara itu disandera bersama empat rekannya yaitu Arsyad bin Dahlan (42), Arizal Kastamiran (29), Riswanto bin Hayono (27), dan Edi bin Lawalopo (53).

You cannot copy content of this page

You cannot print contents of this website.
Exit mobile version