Penulis : Koordinator Media Center pembangunan PUPR Mubar, Surachman
MUNA BARAT – Sebagai Kabupaten baru Muna Barat menghadapi masalah klasik seperti halnya daerah lainnya yang baru lahir di Indonesia. Masalah-masalah klasik tersebut diantaranya yang paling menonjol adalah buruknya kondisi infrastruktur dasar khususnya jalan dan jembatan. Kondisi ini rupanya sangat disadari oleh La Ode M. Rajiun Tumada, sehingga sejak awal menjabat sebagai Pejabat Bupati Muna Barat, langkah awal yang dilakukakannya bersama OPD terkait mengidentifikasi secara langsung kelapangan tentang kondisi infrastruktur dasar dimaksud.
Tak heran jika kita mengikuti kunjungan kerjanya, hampir selalu beliau menyempatkan diri untuk mengecek titik titik dimana jalan dan jembatan yang kondisinya kritis. Berbekal hasil turun kelapangan itu lah kemudian OPD terkait diarahkan unuk menyusun Program dan Kegiatan sesuai kondisi faktual dilapangan. Bahkan dalam rapat-rapat terbatas sering kali beliau sangat memahami kondisi lapangan jalan dan jembatan yang dimaksud dibanding staf teknis yang membidangi hal tersebut.
Rupanya konsentrasi beliau disektor infrastruktur dasar ini sangat beralasan. Pasalnya dalam setiap kujungan lapangan interaksi beliau dan masyarakat tak lain membicarakan aspek jalan yang kondisinya saat itu belum memadai. Sebahagian besar masyarakat Muna Barat kala itu ketika ditanyakan selalu memprioritaskan jalan dan jembatan sebagai kebutuhan pertama yang perlu mendapat perhatian pemerintah.
Makanya sejak tahun 2015 program pembangunan jalan dan jembatan digenjot dan didukung oleh alokasi anggaran yang sangat memadai. Hasilnya tentu pun sangat spektakuler bagi DOB sekelas Muna Barat. Karena sampai dengan tahun 2020 ini La Ode M. Rajiun Tumada telah membangun 786 km jalan baik aspal maupun perkerasan. Suatu prestasi yang luar biasa yang hanya dapat dicapai oleh Kabupaten yang seharusnya berumur lebih dari setengah abad.
Namun ditangan La Ode M. Rajiun Tumada, Muna Barat dalam umur yang realatif muda dapat mencapai terobosan pembangunan yang sangat jauh lompatannya. Hal ini dapat terwujud karena adanya komitmen dan kesungguhan pemimpin Muna Barat yang pro rakyat dan memiliki kepedulian besar pada upaya mewujudkan harapan masyarakat Muna Barat secara luas.
Dalam setiap kesempatan La Ode M. Rajiun Tumada selalu menyampaikan “kita harus memprioritaskan hal-hal yang berkaitan dengan kebutuhan dasar masyarakat”. Kebutuhan dasar masyarakat adalah infrastruktur jalan dan jembatan yang memadai. Apalagi dalam setiap tatap muka langsung dengan masyarakat beliau selalu menanyakan kepada masyarakat program apa saja yang menjadi prioritas mereka. Selalu dijawab oleh masyarakat ” o kangkaha (jalan)”.
Oleh karenanya beliau tak ragu mengalokasikan sebagian besar belanja modal dari tahun ke tahunnya pada APBD Muna Barat disektor jalan dan jembatan. Tak heran jika beliau mendapatkan penghargaan khusus untuk kebijakan ini karena kebijakan seperti ini dianggap sangat pro rakyat dan bersentuhan langsung dengan hajat hidup masyarakat secara luas.
Keberpihakannya yang besar terhadap kebutuhan masyarakat rupanya tak hanya disektor infrastruktur. Pada sektor sektor lainnya juga mendapat perhatian. Misalnya bagaimana beliau menangkap kegelisahan para orang tua murid khususnya yang tak berkecukupan dimasa masa awal sekolah yang notabene selalu membutuhkan biaya besar untuk kebutuhan pemenuhan seragam sekolah.
Sehingga sejak awal kepemimpinan beliau sebagai Bupati defenitif program seragam gratis bagi anak usia sekolah tingkat SD dan SMP selalu diadakan. Begitupula berkaitan dengan adanya permasalahan dimasyarakat mengenai adanya pasangan suami istri yang sudah bertahun tahun nikah namun tak memiliki buku nikah, Pemda Muna Barat juga concern bekerjasama dengan pihak terkait guna mengadakan program buku nikah gratis dan telah dilaksanakan dengan jumlah penerima mencapai hampir 1.000 pasangan suami istri.
Bagaimana mengukur komitmen seorang pemimpin terhadap rakyatnya. Mudah saja, caranya tengok saja seberapa besar alokasi anggaran daerahnya untuk kepentingan publik. Jika belanja diluar kebutuhan publik seperti jalan dan jembatan masih diatas 50%. Itu artinya kebijakannya tak pro rakyat. Namun jika belanja modalnya lebih dominan dari belanja pegawainya maka dapat disimpulkan bahwa APBDnya pro rakyat.
Karena APBD merupakan instrumen vital untuk mendorong program pembangunan daerah, karena itu, pengelolaannya harus kredibel dan berdampak ke publik. Bagi Muna Barat sendiri Pengakuan akan pengeloaan APBD Muna Barat telah diberikan oleh Media Nasional “Kata Data” sebagai 6 terbaik Kabupaten dalam pemanfaatan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang berdampak secara langsung pada outcome kesejahteraan masyarakat.
Potret kebijakan La Ode. M. Rajiun Tumada sebagai Bupati Muna Barat diatas merupakan sepenggal kisah dari daftar panjang yang menunjukkan bahwa beliau adalah sosok Pejuang Rakyat yang sesungguhnya. Berdiri paling depan sebagai Panglima Pembangunan Muna Barat dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya.
Beliau rela tak berkantor megah, duduk diatas singgasana nan mewah dengan memanfaatkan ex kantor camat sebagai Kantornya dalam menggerakan roda pembangunan di Muna Barat. Beliau selalu berujar bahwa kehormatan dan kewibawaannya sebagai Bupati tak akan sirna hanya karena gedung semata. Namun menurutnya kehormatan dan kewibawaanya sebagai Bupati akan luntur jika tak mampu menjawab kebutuhan masyarakatnya.
Untuk itu beliau selalu menekankan kepada segenap ASN di Muna Barat untuk mengedepankan kebutuhan masyarakat dibanding kebutuhan mereka. Ujarnya “Kebanggan kita sebagi pelayan masyarakat adalah jika kita dapat menyaksikan masyarakat menikmati berkah pemekaran yaitu jalan dan jembatan yang memadai, menjangkau kesemua pelosok Muna Barat”. Karya adalah abdi seorang Rajiun Tumada. Sosok pemimpin yang nafas dan hidupnya senantiasa didarmabatikan bagi kesejahteraan rakyatnya.
Dialah sosok Pejuang Rakyat sesungguhnya yang hadirnya selalu dinanti dan diimpikan segenap rakyat. Rajiun adalah solusi atas stagnansi pembangunan. (OPINI).