Parigi Moutong – Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi, yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia dan Siberkreasi bersama Dyandra Promosindo, dilaksanakan secara virtual pada 26 Juni 2021 di Parigi Moutong, Sulawesi Tengah. Kolaborasi ketiga lembaga ini dikhususkan pada penyelenggaraan Program Literasi Digital di wilayah Sulawesi. Adapun tema kali adalah “Dakwah yang Ramah di Internet”.
Program kali ini menghadirkan empat narasumber yang terdiri Leonard Epafras selaku dosen dan peneliti di Universitas Kristen Duta Wacana, Yogyakarta; Upi Asmaradhana, trainer dan praktisi; Muhammad Marzuki, Dosen FISIP Universitas Tadulako, Palu; dan Faiz Ghifari, Founder Gratisin Belajar. Adapun yang bertindak sebagai moderator adalah Desy Indira, digital enthusiast. Pada episode kali ini diikuti oleh 408 peserta dari berbagai kalangan. Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi menargetkan peserta sebanyak 57.550 orang.
Narasumber pertama, Leonard Epafras membawakan materi tentang “Digital Skill: Pemanfaatan Internet untuk Menyebarkan Konten Positif bagi Pemuka Agama”. Menurut dia, untuk menyebarkan konten positif di internet, pengunggah sebaiknya menggunakan bahasa yang positif, memiliki harapan, dan merangkul perbedaan. Jangan seperti penyebar hoaks yang hanya menebar kebencian, ketakutan, dan permusuhan. Selain itu, pengunggah bisa memanfaatkan sumber yang dapat dipertanggungjawabkan untuk menyampaikan pesan. “Pesan yang baik bisa disempurnakan dengan sumber yang baik pula. Waspadai pula tentang disinformasi, misinformation, dan malinformasi,” katanya.
Narasumber kedua, Faiz Ghifari, membawakan tema “Digital Ethic: Bijak di Kolom Komentar”. Ia mengatakan, sebelum memberi komentar di dunia maya atau di media sosial, dipahami terlebih dahulu tentang kualitas informasi yang akan dikomentari. Selain itu, perlu pula pembekalan cara mengutarakan pendapat yang baik di dunia maya. “Yang tak kalah pentingnya adalah harus paham betul implikasi hukum dari pencemaran nama baik di dunia siber,” ucapnya.
Berikutnya, Upi Asmaradhana membawakan materi tentang “Digital Culture: Literasi dalam Berdakwah di Dunia Digital”. Ia mengatakan, ada beberapa kita yang bisa dilakukan saat berdakwah secara daring. Yang paling utama adalah menanamkan niat yang baik. Dalam berdakwah harus menunjukkan kemuliaan nilai-nilai Islam kepada khalayak. “Selain itu, pendakwah sebaiknya meminta bimbingan dan kontrol atas konten yang dibuat dari ahlinya. Mengenai konten sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat masa kini dan disampaikan dengan kalimat penuh etika,” katanya.
Sebagai pemateri terakhir, Muhammad Marzuki membawakan tema “Digital Safety: Tips dan Pentingnya Internet Sehat”. Menurut dia, memanfaatkan internet, terutama media sosial, harus disertai dengan sikap arif dan bijaksana. Menggunakan media sosial dengan bijak akan memudahkan seseorang untuk belajar, mencari pekerjaan, mengirim tugas, mencari informasi, hingga berbelanja maupun berdakwah. “Sebaliknya, menggunakan media sosial dengan tidak hati-hati akan berdampak pada hal-hal yang buruk pula karena ada aturan dalam Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik,” ungkapnya.
Setelah pemaparan materi oleh semua narasumber, kegiatan tersebut dilanjutkan dengan sesi tanya jawab yang dipandu moderator. Terlihat antusias dari para peserta yang mengirimkan banyak pertanyaan kepada para narasumber. Panitia memberikan uang elektronik senilai Rp 100.000 bagi 10 penanya terpilih.
Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi akan diselenggarakan secara virtual mulai dari Mei 2021 hingga Desember 2021 dengan berbagai konten menarik dan materi yang informatif yang disampaikan narasumber terpercaya. Bagi masyarakat yang ingin mengikuti sesi webinar selanjutnya, informasi bisa diakses melalui https://www.siberkreasi.id/ dan akun sosial media @Kemenkominfo dan @siberkreasi, serta @siberkreasisulawesi khusus untuk wilayah Sulawesi.