NEWS

Literasi Digital Sulawesi 2021: Pemuka Agama Ujung Tombak Penyebar Nilai Keagamaan, Jangan Terpancing Isu Negatif

2082
×

Literasi Digital Sulawesi 2021: Pemuka Agama Ujung Tombak Penyebar Nilai Keagamaan, Jangan Terpancing Isu Negatif

Sebarkan artikel ini

Redaksi

Mamuju – Rangkaian Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia dan Siber Kreasi bersama Dyandra Promosindo kembali menggelar kegiatan diskusi virtual pada Selasa, 29 Juni 2021. Kolaborasi ketiga lembaga tersebut dikhususkan pada penyelenggaraan Literasi Digital di wilayah Sulawesi. Kegiatan kali ini diikuti oleh 766 peserta dengan antusiasme yang tinggi.

Seminar virtual yang digelar di Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat, ini mengangkat tema tentang “Dakwah yang Ramah di Internet”. Sejumlah pemateri yang hadir adalah Suryansyah SH MH selaku Dosen STIE Muhammadyah Mamuju, Dicky Sofjan Ph.D selaku Dosen ICRS Core Doctoral Faculty Sekolah Pascasarjana UGM, M Yasin selaku Praktisi Media dan Anggota Amsindo, serta Wiwid Wahida selaku pemengaruh (influencer). Sedangkan moderator acara webinar kali ini dibawakan oleh Desi Dwi Jayanti dari Katadata.

Tampil sebagai narasumber pertama adalah Dicky Sofjan yang membawakan materi tentang “Digital Skill: Manfaat Internet untuk Menyebarkan Konten Positif bagi Pemuka Agama”. Posisi ulama, pendeta, dan tokoh agama lainnya cukup strategis dalam dunia digital. Para pemuka agama dan jejaring mereka dapat menjadi ujung tombak penyebaran nilai-nilai keagamaan yang damai dan progresif.

Menurut dia, literasi digital dan pemahaman akan cara beragama di dunia maya dapat memitigasi terjadinya polarisasi di masyarakat yang dihasilkan dari efek ruang gaung. “Umat beragama harus meyakini bahwa keberagaman bukan saja hanya merupakan fakta dan realita sosial, tapi bagian dari ketentuan Tuhan dan sunnatullah,” katanya.

Selanjutnya, materi kedua oleh Wiwid Wahida mengambil tema “Digital Ethic: Bijak di Kolom Komentar”. Ia mengatakan, setidaknya ada empat alasan warganet Indonesia cenderung emosional atau kurang sopan saat berkomentar. Keempat alasan itu adalah media sosial menjadi tempat penyampaian pendapat karena kurangnya kesempatan di dunia nyata; warganet cenderung cari perhatian atau sensasi; media sosial dijadikan tempat pelampiasan amarah; serta kurangnya pengetahuan terkait sanksi akibat pelanggaran etika.

Oleh sebab itu, semestinya warganet dapat mempertimbangkan peluang timbulnya efek negatif sebelum mengunggah suatu pendapat. Wiwid menambahkan, komentar berupa kritik juga mesti disampaikan dengan  saran yang membangun. “Kemudian, jangan mudah terpancing meskipun orang lain memaki kita,”ujarnya.

Suryansyah, sebagai narasumber ketiga, membawakan paparan dengan tema “Digital Culture: Literasi dan Berdakwah di Dunia Digital”. Konsep penting dalam berdakwah agar tidak menimbulkan polemik perlu lewat pendekatan dakwah dengan memberikan materi yang mengarah pada pencerahan, pencerdasan, serta kabar gembira. “Apa yang disampaikan ataupun tulisan-tulisan yang dituangkan di media digital harus teduh dan juga bermanfaat untuk pembaca kita,” ucapnya.

Pemateri terakhir, M Yasin membawakan tema “Digital Safety: Tips dan Pentingnya Internet Sehat”. Menurut dia, langkah-langkah yang dapat dipedomani agar penggunaan internet tetap sehat, antara lain hindari akses situs ilegal berupa pornografi ataupun judi daring, tidak mengumbar data pribadi, abaikan surel dari alamat tak dikenal, tunjukkan kesopanan dalam setiap konten, hindari berbicara tentang rumor, verifikasi sebelum membagi berita, serta buatlah konten yang bermanfaat.

Salah seorang peserta, Intan Rizki menanyakan bagaimana sikap agar terhindar dari ajaran radikal dalam suatu agama. Menjawab persoalan tersebut, Dicky menjelaskan, dalam Islam ada ayat yang menyatakan bahwa tidak ada paksaan dalam agama. Ini berarti bahwa kewajiban menyampaikan dakwah berlaku untuk setiap orang untuk keputusan masuknya seseorang ke dalam suatu ajaran tidak ada paksaan sama sekali.

Kegiatan Literasi Digital ‘Indonesia Makin Cakap Digital’ di Sulawesi akan diselenggarakan secara virtual mulai dari Mei 2021 hingga Desember 2021 dengan berbagai konten menarik dan materi yang informatif dari para narasumber terpercaya. Bagi masyarakat yang ingin mengikuti sesi webinar selanjutnya, informasi bisa diakses melalui https://www.siberkreasi.id/ dan akun sosial media @Kemenkominfo dan @siberkreasi, serta @siberkreasisulawesi khusus untuk wilayah Sulawesi.

You cannot copy content of this page