Reporter: Betirudin
Editor: Kardin
KENDARI – Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Halu Oleo (UHO) menyelenggarakan pertujukan drama dan seni yang diadakan oleh mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia dengan tajuk “Tumirah Sang Mucikari” karya Seno Gumira Ajidarma.
Tumirah Sang Muncikari sendiri bercerita tentang kehidupan germo dan para pekerja seks yang tertindas kisruh politik dan kekuasaan. Dalam pertunjukan, Tumirah yang diperankan oleh salah seorang mahasiswi itu merupakan muncikari sebuah lokalisasi di pinggir hutan.
Pementasan itu juga menceritakan pergolakan politik yang mengakibatkan kekacauan dan menghadirkan pengadilan rakyat sebagai simbol terjadinya disintegrasi bangsa dengan latar cerita rumah bordil yang dekat dengan medan pertempuran.
Diceritakan, suatu ketika gerombolan pembuat onar berseragam hitam ala ninja datang menyerbu. Mereka memperkosa semua perempuan pekerja seks itu hingga meninggalkan trauma.
Baca Juga :
- Dinas Pariwisata Sultra Terbaik Soal Keterbukaan Informasi Publik
- Wakil Ketua Komisi V DPR RI Bersama Direktur Bendungan dan Danau Kementrian PUPR Kunjungi Lokasi Bendungan Pelisika
- KPU Muna Barat Sukses Raih Penghargaan Peringkat I Terkait Pengelolaan Pelaporan Dana Kampanye
Di sela bunyi sirine yang meraung-raung, pimpinan gerombolan itu menyatakan, mereka menawarkan dunia yang tertib dan seragam. Mereka juga tidak mau menerima perbedaan pendapat karena akan menimbulkan kekacauan.
Dalam sambutannya, Wakil Dekan I Bidang Akademik, La Ino, sangat mengapresiasi kegiatan teater tersebut, menurutnya, pementasan drama itu merupakan salah satu cara melestarikan budaya Indonesia.
“Saya sangat mengapresiasi mahasiswa Sastra Indonesia yang telah menyelenggarakan acara ini, negara Indonesia tidak terlepas dari kultur kebudayaan, maka sudah selayaknya kita melestarikanya baik itu berupa drama maupun seni,” ujaranya saat membuka acara di gedung teater FIB UHO, Jumat malam (3/1/2019).
Sementara itu, Dosen Sastra Indonesia, Waode Nuriman menerangkan, pagelaran Tumirah Sang Mucikari sendiri merupakan tugas mata kuliah dari mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia angkatan 2016.
“Sebenarnya, pementasan drama ini merupakan tugas kuliah. Hanya kami mendesainya lebih kepada perlestarian budaya agar kita cinta akan budaya kita,” katanya.
Tidak sampai disitu, Ketua Panitia Pagelaran, Noriyati membeberkan kegembiraanya atas tingginya animo masyarakat, mahasiswa dan dosen atas kegiatan yang mereka gelar.
“Ini merupakan kegiatan pertama kami. Kami tidak menyaka akan dihadiri oleh banyak mahasiswa. Ini merupakan sebuah kebanggaan kami karena bisa menjalankanya dengan baik,” ucapnya. (b)