Reporter : Rahmat R
Editor : Wiwid
JAKARTA – Mahasiswa Lintas Sulawesi Tenggara (Sultra) Jabodetabek menggelar dialog publik dengan tema Sultra Berduka : Aktivis, Akademisi dan Praktisi Berbicara. Acara ini berlangsung di Mie Aceh Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (28/09/2019).
Para pemateri yang dihadirkan adalah, Maul Gani (Jurnalis/Alumni UHO/ Mahasiswa Pascasarjana Universitas Jayabaya), Dr Hamrin (Praktisi), Erni Bajau (Aktivis Humaniora) dan Laode Arpai (Analis Sosial/Ulumni Sosiologi UI).
Penanggung jawab kegiatan, Yamin mengatakan, acara itu adalah untuk menanggapi isu meninggalnya dua mahasiswa Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari dua hari lalu, saat menggelar aksi demonstrasi menolak sejumlah RUU di DPRD Sultra. Demo itu, berujung bentrok.
Kata dia, dalam dialog itu menyimpulkan bahwa tindakan represif kepolisian, khusunya Polda Sultra yang diduga melakukan penembakan kepada dua mahasiswa.
“Apa yang disampaikan narasumber dan ditanggapi oleh puluhan peserta dialog, hasilnya diskusi ini akan dijadikan draf untuk diteruskan ke beberapa lembaga terkait untuk upaya hukum,” katanya saat ditemui di acara.
Lanjut Yamin, dalam waktu dekat, draf hasil diskusi tersebut akan dibawa ke Komnas HAM, dan beberapa lembaga lainnya, isinya terkait dugaan pelanggaran dalam penanganan aksi demo di Sultra.
Dia menyebutkan, dialog tersebut adalah dialog pemantik, dan akan ada dialog berikutnya yang membahas lebih spesifik soal dugaan pelanggaran HAM di Bumi Anoa.
“Kami akan undang pemateri yang keilmuannya lebih teknis membahas soal potensi pelanggaran HAM terkait penembakan dua mahasiswa di Sultra. Insya Allah minggu depan,” tandas Yamin. (B)