JAKARTA – Momen berpelukan calon wakil presiden (cawapres) Ma’ruf Amin dengan mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD di acara resepsi pernikahan anak Ketua DPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) pada Senin (10/9) mendapatkan perhatian dari berbagai kalangan.
Salah satunya yakni Wasekjen PPP Ahmad Baidowi. Menurutnya, momen tersebut merupakan adat kesantrian dan memberikan kesejukan kepada masyarakat Indonesia, khususnya kepada pendukung petahan Joko Widodo di Pilpres 2019.
“Itu sesuatu yang bagus, yang positif, memberikan kesejukan kepada masyarakat Indonesia. Karena selama ini terstigma seolah-olah bahwa Pak Mahfud belum rela beliau belum terpilih, tapi nyatanya beliau masih menjunjung adat kesantrian bertemu dengan kiai nya. Bagaimana santrinya bertemu dengan kiainya. Meskipun sama-sama sempat bersaing dalam konteks cawapres,” kata Ahmad, saat ditemui wartawan di halaman depan DPP PPP jelang acara nobar film Ar-Risalah (The Messenger), Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (11/9/2018).
Selain itu, kata Ahmad, momen tersebut juga menandakan jika diantara kedua tokoh tersebut, kiai Ma’ruf dengan Pak Mahfud tidak ada persoalan.
“Jadi kenapa yang di bawah kok mempersoalkan gitu. Jadi bagi Pak Mahfud politik itu penuh dengan dinamika hari ini A, besok bisa B. Jadi biasa saja seperti yang disampaikn Pak Mahfud dalam berbagai kesempatan,” pungkas Ahmad.
“Cuman dibawah, sering kali sikap Pak Mahfud atau kejadian yang menimpa Pak Mahfud itu dipolitisir sedemikian rupa, sehingga seolah-olah terjadi perseteruan antara Pak Mahfud dengan kiai Ma’ruf. Padahal kita lihat ketika mereka bertemu berdua ternyata nggak ada masalah, tapi dibawah yang ribut-ribut, ngapain gitu,” sambungnya
Dirinya juga menyebut untuk apa memelihara permusuhan, karena perbedaan itu dalam politik itu berbeda, merupakan hal yang biasa. Ia pun mencontohkan ketika Jokowi berangkulan dengan Prabowo yang membuat situasi damai.
“Jadi kalau elitnya sudah seperti itu, saling rangkul, ngapain dibawah gontok-gontokan karena kalau kita lihat perdebatan di medos makin kasar. Makin hari dengan situasi ini lebih adem, lebih meredam isu hoax dan SARA itu tidakk lagi muncul dalam percaturan medsos,” cutusnya.
Sementara itu, terkait dengan peluang Mahfud untuk masuk ke tim pemenangan Jokowi-Ma’ruf, Ahmad mengatakan jika Mahfud sendiri sejak awal sudah ditawarkan. Namun, Mahfud menolak karena ia menghormati posisinya sebagai dewan pengarah di Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP).
“Cuma kita menghormati beliau di BPIP sebagai aparatur sipil negara (ASN) yang steril dari kepentingan politik apalagi di BPIP itu berbicara soal ideologi bangsa yang harus jauh dari politik praktis,” tutup Ahmad.(b)