FEATUREDPOLITIK

Mama Ikhlas Janji Salurkan Anggaran Kelurahan Seperti Anggaran Desa

490
×

Mama Ikhlas Janji Salurkan Anggaran Kelurahan Seperti Anggaran Desa

Sebarkan artikel ini

BAUBAU – Pasangan Calon (Paslon) Wali Kota dan Wakil Wali Kota Baubau Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) Waode Maasra Manarfa – Ikhsan Ismail memiliki program untuk masyarakat apabila dipercaya memimpin Kota Baubau untuk lima tahun mendatang.

Paslon yang dikenal dengan sebutan Mama Ikhlas ini berencana ingin menyamakan anggara Kelurahan seperti anggaran yang di desa-desa saat menjadi Wali Kota dan Wakil Wali Kota kelak.

“Kalau di desa ada namanya Anggaran Dana Desa (ADD) maka kami pun akan mencoba menghadirkan hal serupa di Kelurahan. Kami anggarkan Rp 1 Miliar hingga Rp 1,2 Miliar per Kelurahan, tentunya melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD),” ucap Ikhsan Ismail, Jumat (20/4/2018).

Upaya itu, kata dia, diharapkan mampu mendongkrak kondisi ekonomi masyarakat Kota Baubau yang beberapa tahun belakangan ini dianggap lesu.

BACA JUGA: Tak Layak Huni, Mama Ikhlas Beri Bantuan Rumah pada Warga

Menurut mantan legislator Sultra ini, jika dirunut ke belakang, dahulu Kota Baubau menjadi salah satu tempat orang-orang dari luar daerah datang mencari pekerjaan. Namun, kondisi itu berbanding terbalik dengan yang terjadi saat ini.

“Sekarang ini justru banyak warga Baubau merantau ke daerah orang lain. Karena perputaran uang yang sangat sepi. Ada uang tetapi hanya menjadi milik orang-orang tertentu. Contohnya seperti di Pasar-pasar, pelayannya lebih banyak tidur karena pembeli yang sepi,” terangnya.

Olehnya itu, dengan rencana program unggulan dari Mama Ikhlas tersebut diharapkan ada pemerataan pembangunan di Kota Baubau, utamanya pergerakan ekonomi dapat berjalan bagus.

“Kami harapkan juga dengan adanya anggaran di tiap-tiap Kelurahan nantinya dapat membuka lapangan pekerjaan baru serta mengurangi angka kriminal yang terjadi di Kota Baubau,” urainya.

Alokasi dana itu, lanjut Ketua DPC Gerindra Baubau tersebut, akan terbagi menjadi dua. Di mana 70 persen peruntukkan untuk padat karya dan 30 persennya untuk dana simpan pinjam.

“Anggaran itu sepenuhnya diatur, direncanakan, dikerjakan, dinikmati dan uangnya didapat pula oleh masyarakat,” tuturnya.

Lawa (Sapaan akrab Ikhsan Ismail) menyebut program tersebut menjadi rencana pihaknya sebab, selama ini usulan-usulan masyarakat pada Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) yang diadakan tiap tahun terkesan seperti formalitas karena pejabat pemerintah tidak mengakomodir usulan itu.

“Masyarakat selalu diundang dalam Musrenbang yang diadakan tiap tahun. Namun, pada akhirnya keinginan masyarakat tidak diakomodir. Jika kami terpilih, masyarakat tidak perlu lagi direpotkan dengan Musrenbang,” tandasnya.


Reporter: Ardilan
Editor: Kardin

You cannot copy content of this page