Oleh: Nazwar, S. Fil. I., M. Phil.
*Penulis Lepas Lintas Jogja Sumatera*
Istilah “sumur dosa”, sekedar ungkapan dari syair berjudul Takdir Cinta, meski ringan namun dapat diambil pelajaran serta hikmah bahkan peringatan akan suatu kondisi yang mengepung. Bagaimana suatu jebakan, yang terperangkap di dalamnya adalah kenahasan yang agar dijauhkan darinya. Sebagaimana dalam lanjutan lirik tersebut, yaitu terkutuk!
Kondisi ini tentu siapa saja tidak ingin berada di sana, sehingga sikap hati-hati adalah suatu keniscayaan untuk terhindar dari kebinasaan. Di dalamnya hanya ada dosa, menjadi hidup sebagai suatu kepayahan belaka ataukah mati dengan kondisi dosa-dosa, “na’udzubillah!”.
Gambaran menyeramkan lagi adalah bahwa kondisi tersebut dalam lingkaran dosa dan kegelapan, bukan air yang menyegarkan.
Kejahatan yang terbilang dosa hanya berbeda jenisnya, namun kekejian, kejahatan serta berbagai keburukan semata adanya.
Meniti jalan kebaikan sebagai Rahmat Allah adalah pilihan terbaik serta jalan taqwa adalah yang utama dengan mengharap ampunanNya. Artinya, senantiasa menghindari sebisa daya, dapat diartikan jihad adalah di antara langkahnya. Serta kondisi dunia yang penuh cobaan untuk dapat diiringi dengan senantiasa memohon ampunanNya.
Berbuat suatu kebaikan kepada kebaikan lain, serta mengoptimalkannya adalah di antara strategi meniti jalan kebaikan dan menghindari keburukan. Lebih dari sekedar niat dalam hati, langkah baik perlu untuk senantiasa ditempuh.
Mengingat kembali luasnya Rahmat Allah, senantiasa berjuang pada kebaikan dan kesabaran dengan menetapi iman menjadi mutlak. Tidak sekedar ancaman, atau peringatan yang diabaikan, berbagai kejadian buruk telah terjadi dan dapat diambil setiap hikmahnya baik dimengerti atau sepenuhnya dalam pengetahuan Allah.
Sebagai contoh yang dialami umat terdahulu atas kesalahan-kesalahan mereka, ada yang dibinasakan dengan petir, gempa bumi sampai hujan batu. Bukan suatu yang tidak beralasan atau semena-mena dan zalim, dikatakan telah disampaikan kepada mereka peringatan sedemikian rupa.
Begitu pun pada zaman sekarang, berbagai pilihan jalan dapat menjadi contoh bagaimana suatu perbuatan buruk yang berkelanjutan mendapatkan balasannya bahkan sejak di dunia, seperti sempitnya jalan hidup dan rezeki, bahkan ada yang harus mengalami hukuman mati.
Maka kondisi terjebak pada sumur dosa dimana kesempitan serta kegelapan menerpa dengan hanya ada dosa-sosa perlu diwaspadai. Jika sudah usaha, serta tawakkal sepenuhnya kepada Dia Yang Maha Kuasa, niscaya dapat terhindar pula secara sepenuhnya dari apa yang memang perlu diwaspadai tersebut, yaitu yang disebut secara ringan di atas dengan “sumur dosa”, “inshaaAllah!”