FEATUREDKendariKESEHATANMETRO KOTA

Narti, Si Penderita Hidrosefalus di Kendari Butuh Uluran Tangan

313

KENDARI – Komunitas Sosial Sultra (KSS) Gelar Bakti sosial, untuk penggalangan dana dengan melakukan bazar amal di salah satu Warung Kopi (Warkop) di Kota Kendari pada beberapa waktu lalu.

Ketua Umum KSS, David Konasongga menjelaskan, kegiatan sosial yang dilakukannya untuk penggalangan dana penderita Hidrosefalus bernama Narti.

“Adapun untuk jenis kegiatan Baksos yang kami laksanakan yaitu bazar amal yang kami laksanakan di salah satu Warkop di Kendari pada Sabtu, 10 Februari lalu,” ucap David kepada Mediakendari.com, Jumat (16/2/2018).

“Alhamdulillah dana yang terkumpul dari kegiatan itu yakni Rp 1,7 juta,” sambungnya.

David menambahkan, kegiatan amal itu belum berakhir sampai di bazar saja. Sebagai yang dituakan di KSS, pihaknya untuk sementara masih memikirkan tema untuk kegiatan Baksos penggalangan dana selanjutnya.

[Baca Juga: Derita Penyakit Kusta, Pria Konsel Ini Keluhkan Perhatian Pemerintah]

Kata David, kini kondisi Narti semakin memprihatinkan, terlebih lagi orang tua Narti beserta keluarga kecilnya masih menumpang tinggal di rumah orang,

“Mereka juga tidak punya rumah,” ungkapnya usai mengunjungi Narti di kediamannya.

David juga menuturkan, keluarga Narti saat ini sangat membutuhkan bantuan dana dan dukungan moril dari kita semua. Kata dia, yang disesalkan pemerintah saat ini seharusnya lebih pro dan aktif terhadap keluhan, kebutuhan, dan permasalahan yang terjdi di masyarakat.

“Harusnya pemerintah ini lebih peka dan tanggap, jangan nanti masyarakatnya sudah sekarat baru mau akan lakukan tindakan. permasalahan seperti ini jangan hanya diam,” kesalnya.

Ketua Umum Komunitas Sosial Sultra, David Konasongga
Ketua Umum Komunitas Sosial Sultra, David Konasongga. (Foto: Istimewa)

Dari amatan Mediakendari.com, Narti (18) adalah penderita penyakit Hidrosefalus yang diketahui adalah salah satu warga Kelurahan Mokoau, Kecamatan Kambu, Kota Kendari. Saat ini belum mendapatkan pengobatan, maupun tindakan medis atau pelayanan perawatan baik dari dinas kesehatan, Rumah Sakit, ataupun dari Pemerintah Kota (Pemkot) setempat.

Menurut pengakuan Ibu kandung Narti bernama Wakote, Hidrosefalus yang diderita oleh Narti, sejak lahir.

“Awalnya benjolan di kepala Narti hanya sebesar biji jagung, lama-lama seiring bertambahnya usia, benjolannya semakin membesar,” ungkap Wakote.

Ibu yang berprofesi sebagai tukang urut panggilan ini juga menambahkan, selama ini Narti dirawat olehnya hanya seorang diri, karena ayah Narti sudah lama meninggal dunia.

“Tidak hanya Hidrosefalus yang diderita Narti, tapi dia juga menderita lumpuh setengah badan kakinya. Sudah tidak bisa digerakkan lagi, kecuali dibantu dengan kursi roda,” ucap wanita yang akrap dengan sapaan Kupe ini.

Kata dia, dengan kondisi seperti ini, pihak keluarga Narti hanya bisa pasrah. Jangankan untuk biaya pengobatan dan perawatan, untuk biaya makan sehari-hari saja susah.

Reporter: Erlin
Editor: Jubirman

You cannot copy content of this page

You cannot print contents of this website.
Exit mobile version