Reporter : Erlin
Editor : Kang Upi
TINANGGEA – Ramang (33), Warga Kelurahan Ngapaaha Kecamatan Tinanggea, Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara mengaku diancam akan ditembak oleh seorang oknum anggota Brimob, Kamis (26/9/2019).
Aksi koboi oknum Brimob ini terjadi saat dirinya bersama warga lainya tengah blokade jalan tambang milik PT Rava Athaya, karena perusahaan tersebut tidak pernah melakukan penyiraman jalan sehingga debu merusak tanaman warga.
“Dia (Brimob-red) datang tiba-tiba langsung membunyikan pistolnya, dan kemudian menodongkan pistol ke arah saya, lalu membunyikan kedekat telinga saya,” ungkap Ramang pada mediakendari.com.
Tidak hanya menodong, kata Ramang, oknum Brimob ini bahkan menembakan pistolnya sebanyak lima kali, dengan posisi pistol yang sengaja di dekatkan ke kepalanya, sehingga letusan senjata itu membuat telinganya berdenging.
“Lima kali dia kasih bunyi pistolnya, bukanmi mengarah di udara, sampe telingaku berdengung,” ungkap Ramang, yang juga dibenarkan Tole (36), seorang driver PT Armada turut ada di tempat kejadian.
Menurut Tole, saat penembakan itu terjadi dirinya berdiri dibelakang Ramang. Ia menjelaskan jika peristiwa pengancaman serta penembakan itu, terjadi sekitar pukul 8:30 Wita.
“Waktu kejadian itu saya sedang berada dibelakang Ramang. tiba-tiba oknum Brimob ini langsung datang menembak, peluru pistolnya melintas didekat telinga saya,” ungkapnya.
Dikonfirmasi atas peristiwa tersebut, General Manager (GM) PT Rava Athaya, Bahrul Saman Sirajudin membenarkan adanya insiden pemblokiran jalan oleh warga. Namun Ia mengaku tidak mendengar suara tembakan.
“Ia memang tadi ada insiden, tetapi soal penembakan itu saya tidak dengar suaranya, karena saat itu saya diruangan tidak di TKP,” ungkapnya.
Bahrul juga membantah jika aksi penembakan dan pengancaman itu adalah instruksi dari dirinya. Menurutnya, untuk keamanan perusahaan sudah ada dari security dan juga keamanan dari pihak kepolisian.
“Saya tidak perna memerintahkan oknum Brimob tersebut untuk melakukan penembakan, lagian dia (Brimob-red) bukan karyawan dari perusahaan ini, kami tidak memberikan gaji,” tegasnya.
Ia mengungkapkan, oknum Brimob tersebut hanya penjaga keamanan yang diutus dari kesatuannya, untuk ditugaskan dan bukan hanya di perusahaanya ini tetapi di perusahaan tambang lain.
“Dia petugas keamanan yang diutus dari kesatuannya bukan hanya di PT Rava saja tetapi beberapa perusahaan tambang di wilayah ini. Soalnya adanya ikatan kerja sama terkait keamanan kalau dari saya tidak ada kecuali mungkin itu dari kantor pusat, ” terangnya.
Terkait identitas anggota Brimob tersebut, Bahrul juga mengaku jika dirinya tidak mengetahui nama lengkapnya. Namu, Ia mengaku oknum tersebut sering ke kantornya sebulan terakhir ini.
Baca Juga:
- Dinas Pariwisata Sultra Terbaik Soal Keterbukaan Informasi Publik
- Wakil Ketua Komisi V DPR RI Bersama Direktur Bendungan dan Danau Kementrian PUPR Kunjungi Lokasi Bendungan Pelisika
- KPU Muna Barat Sukses Raih Penghargaan Peringkat I Terkait Pengelolaan Pelaporan Dana Kampanye
- Nekat Bawa Sabu Seberat 104.25 Gram dengan Upah Rp 2 Juta, Pria di Muna Ditangkap Polisi
- Pemda Koltim Gelar Sayembara Logo HUT ke 12 Tahun
- Kapolri Apresiasi Peluncuran 2 Buku Antikorupsi di Harkordia
“Dia sering ke kantor baru sekitar satu bulanan, tidak menetap, dan kadang kesini tidak sendiri biasa bersama rekannya. Saya kurang tau nama lengkapnya, hanya saya sering dengar di panggil Naim, dan setau saya dia itu anggota Reserse Brimob,” tambahnya.
Sementara itu, terkait masalah ini, Kapolsek Tinanggea, Iptu Muchsin saat dikonfirmasi menjelaskan bahwa belum ada laporan resmi dari warga soal itu yang diterima pihaknya Meski demikian, pihaknya akan melakukan upaya mediasi dengan warga.
“Mengamankan oknum tersebut untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak di inginkan. Oknum anggota tersebut juga, dari komunikasi terhadap kesatuannya sudah ada dan katanya sudah dilakukan penarikan tugas diwilayah ini ,” pungkasnya. /A