JAKARTA – Departemen Keperawatan dan Keperawatan Dasar Pasca Sarjana Fakultas Ilmu Keperawatan (FIK) Universitas Indonesia (UI) bekerjasama dengan Pusat Bahasa Isyarat Indonesia (Pusbisindo) lakukan pelatihan kesehatan dan pencegahan dini terhadap penyakit hipertensi dan Diabetes Melitus Terhadap Masyarakat Tuna Rungu (MTR) di gedung pasca sarjana UI, Sabtu, (8/9) hari ini, yang bertemakan “Pencegahan dan Deteksi dini Hipertensi dan Diabetes Melitus-Mereka perlu tahu, mereka juga ingin sehat”
Ketua kegiatan Pengabdian Masyarakat (Pengmas) Program Teuropiutik bagi Masyarakat Tuna Rungu, Shanty Farida Rahmi, menyatakan kegiatan ini suatu upaya dalam rangka mendeteksi dan pencegahan Hipertensi dan Diabetes Melitus (DM) sejak dini terhadap masyarakat Tuna Rungu, mulai dari mengecek kesehatan sampai pada tahap pelatihan secara teoritis (penayangan video) yang memuat tentang praktek pencegahannya. Kata dia, kegiatan ini sangat diperlukan mengingat penyakit (DM) sendiri adalah salah satu penyakit yang sangat sering muncul di indonesia.
“Inti dari kegiatan ini sebetulnya adalah lounching dari video, jadi video edukasi ini kami bekerja sama dengan pusbisindo, jadi pusbisindo ini adalah merupakan pusat bahasa Isyarat Indonesia, jadi kami bekerja sama dengan mereka untuk membuat sebuah video yang memang kita upayakan lebih banyak ke reka adegan sehingga mereka lebih memahami apa aja sih yang seharusnya di lakukan untuk mencegah diabetes, mencegah hipertensi. Kemudian kami juga mencoba untuk memaparkan atau menyampaikan video-video tersebut artisnya dari orang tuna rungu sendiri atau dari komunitas tunah rungu kemudin kerja sama dengan pusbisindo sebagai naratornya,” kata Shanty usai kegiatan pada Wartawan digedung FIK UI, Depok, Jawa Barat, Sabtu, (8/9/2018).
Dirinya mengatakan, kegiatan yang di maksud tersebut suatu terobosan baru bagi mereka. Awalnya mereka fokus pada pencegahan penyakit Kronis pada dewasa yang tidak memiliki kebutuhan khusus, namun karena ada motivasi untuk memambantu masyarakat yang berstatus Tuna Rungu, baik masalah Kesehatan maupun terkait pencegahan, akhirnya mereka cetuskan itu sebagai wujud pengabdian mereka terhadap masyarakat.
“Untuk pengmas bagi masyarakat Tuna rungu ini adalah kegiatan pertama kami. Sebelum-sebelumnya memang fokus pada penyakit kronis tapi pada dewasa yang tidak memiliki kebutuhan khusus, tapi untuk masyarakat tuna rungu ini adalah kegiatan pertama kami,” tukasnya.
“Sebetulnya kalo data secara
Rinci dari Riskesdas itu sebetulnya tidak ada ya, jadi kalo kita liat data dari Riskesdas mereka hanya menyampaikan pada masyarakat dewasa yang mungkin didalamnya adalah mungkin ada masyarakat tuna rungu sehingga dari hal itu dan dari penyampaiyan komunitas untuk juga mengharapkan adanya kegiatan Penkes masyarakat maka kami melaksanakan kegiatan ini.”sambung Shanty
Selain itu, Shanty mengatakan, terkait video pelatihan nantinya mereka akan sebarluaskan sehingga para penyandang Tuna Rungu lainnya bisa belajar dengan secara langsung dan praktis terkai langkah-langkah mencegah Hipertensi dan Diabetes melitus.
Setelah pihaknya mendapatkan izin hak cipta dari Direktorat Kesehatan dan Pengabdian Masyarakat (DRPM) UI sekaligus juga menungguh masukan dari pihak Pusat Bahasa Isyarat Indonesia (Pusbisindo) terkait masukan-masukan demi memperbaiki kekuarangan dalam tayangan video materi kesehatan tersebut.
“Sebetulnya untuk video ini sendiri kami tentu saya menyebar luaskannya sesuai denga ketentuan, karena kami mendapat hiba Pengmas ini dari DRPM UI sehingga tentu saja dari video kami harus mendapatkan dulu hak cipta dan sebagainya, kemudian ada hasil editing, jadi di akhir sesi kegiatan ini nanti ada efaluasi Terkait video ya mungkin saja mendapatkan masukan dari para penyandang Tuna Rungu sehingga kami dapat melakukan editing terakhir sampai nanti kami akan sampaikan kepada masyarakat, mungkin melalui media sosial maupun melalui komunitas-komunitas tuna rungu,” terangnnya.
Saat ditanya terkait hasil pelatihan kesehatan melalui penayangan video, Shanty mengakui bahwa masih banyak dari para peserta masyarakat Tuna Rungu yang kurang lebih berjumlah 100 orang lebih yang belum memahami apa yang dimaksud Hipertensi dan Diabetes Miletus baik secara teoritis maupun prakteknya di kesehariannya.
“Tadi saya lihat, sebagian besar dari mereka itu masih banyak ketidak pahaman terkait dari penyebab Hipertensi, contohnya saja terkait, konsumsi garam, mereka masih menganggap bahwa hipertensi itu tidak ada kaitannya dengan garam itu, tapi beberapa memang sudah paham bahwa olahraga itu satu bagian yang penting, mungkin mereka memahami olahraga itu bukan saja untuk penyakit hipertensi dan Diabete Melitus, tetapi untuk fisik mereka aja supaya bugar itu. Namun hal-hal lain seperti gula, konsumsi gula per hari, asumsi mereka menganggap bahwa banyak yang menganggap bahwa penyakit gula itu dikonsumsi oleh gula pasir atau gula lainnya , padahal dari Karbothidratpun juga mempengaruhi kadar gula darah.” Sebut Shanty
Tak hanya itu, Shanty menyebutkan Pihaknya dan Pusbisindo akan bersinergi kembali untuk menindaklunjuti kegitan tersebut pada Hari Tuli nanti. Menurutnya langkah tersebut sebagai tindak lanjut dari kegitan hari ini dalam upaya pencegahan yang sama terhadap penyandang Tuna Rungu.
“jadi sebagai program tahap dua sosialisasi kerja sama dengan Pusbisindo juga pada saat hari Tuli pada tangal 25 september nanti kita tetap akan membuka Sten dan membuka sosialisasi untuk video ini serta pemeriksaan DM dan Hipertensi bagi masyarakat tuna rungu untuk kelanjutannya.” Tuturnya
Kata Shanty, kegiatan yang baru pertama kali mereka buat tersebut, khususnya pelatihan bagi para masyarakat yang berstatus Tuna Rungu ini akan ditindaklanjuti sebagai wujud kepedulian dan kasihsayang mereka terhadap penyandang Tuna Rungu, bahkan Dirinya berharap semoga kegiatan yang mereka cetuskan itu dapat bermanfaat buat masyarakat pada umumnya wabilkhusus bagi penyandang Tuna Rungu.
“Muda-mudahan dengan adanya kegiatan ini menjadi sebuah gagasan baru. Mudah-mudahan hal ini memberikan gambaran bagi masyarakat bahwa mereka juga membutuhkan pendidikan kesehatan, mereka juga butuh dan ingin mengetahui. Ini adalah langkah awal, dan akan ada kelanjutannya nanti sebagai suatu bentuk kasih sayang kita terhadap mereka,” tutupnya.(b)