FEATUREDHUKUM & KRIMINALKendariMETRO KOTA

Pelajar SMKN 2 Kendari Ditemukan Tewas di Kamar Kost

808
×

Pelajar SMKN 2 Kendari Ditemukan Tewas di Kamar Kost

Sebarkan artikel ini

KENDARI – Seorang pelajar Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 2 Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), Gede Juliawan (18) ditemukan tewas di sebuah Kamar Kost, di Kelurahan Bonggoeya, Kecamatan, Wuawua, Kota Kendari.

Siswa ini diketahui berjenis kelamin laki-laki dan beragama Hindu, berasal dari Bali, beralamat di Desa Matanggorai Kecamatan Abuki, Kabupaten Konawe. Saat ditemukan, korban dalam posisi terlentang di atas tempat tidur kamar kost miliknya.

Menurut keterangan saksi yang juga sebagai sahabat Korban, Gusti Ngurah Aldi (18), pada Pukul 22:00 Wita, Gede (Alm) masih sempat menghubunginya untuk datang menemaninya.

“Sekitar Jam 22.30 Wita tiba tempat kost saya dan kotban memasak, kemudian kami makan malam berdua. Sekitar Jam 23.00 Wita saya tidur. Kemudian pagi tadi saat mau berangkat Sekolah saya bangunkan dia (Korban), tapi dia cuma bergumam. Kemudian saya biarkan dia tidur dan saya ke Sekolah,” tutur Gusti, Kamis (15/3/2018).

Senada dengan itu, saksi lainya, Kadek Budi Astarawan (20) menambahkan, korban pernah mengeluh sakit pada kelaminya atau lebih dikenal dengan sebutan Raja Singga alias Spilis.

Kamar Kost Korban dipasangi Garis Polisi
Kamar Kost Korban dipasangi Garis Polisi. Foto: Sahwan

Sementara orang tua korban, Ketut Suarsana (39) mengatakan, korban tidak memiliki riwayat sakit. Keluarga korban juga tidak mempersoalkan kejadian tersebut, sehingga membuat surat pernyataan bahwa tidak keberataan serta menolak dilakukan visum serta otopsi.

Saat itu juga, korban dibawa ke Desa Matanggorai Kecamatan Abuki, Kabupaten Konawe dengan menggunakan Mobil Ambulance.

Kasat Reskrim Polres Kendari, AKP Diki Kurniawan, saat dikonfirmasi Mediakendari.com membenarkan kejadian itu. Ia juga mengatakan, tak ada tanda kekerasan sedikitpun di tubuh korban.

“Tidak ada tanda kekerasan terhadap korban, atau tanda-tanda lainya semacam ada yang masuk. Kami juga sudah meminta untuk divisum dan otopsi, tapi pihak keluarganya tidak mau,” jelasnya.

Reporter: Sahwan
Editor: Kardin

You cannot copy content of this page