BAUBAU – Insiden tabrakan kapal milik PT Pelni jenis Jetliner di Pelabuhan Nusantara Kendari 23 November beberapa lalu masih menyisakan misteri.
Pasalnya, kejadian tersebut mendapat berbagai tanggapan dari beberapa pihak, salah satunya PT Pelni Cabang Baubau, Sulawesi Tenggara (Sultra).
Kepala Pelni Baubau, Ahmad Sadikin menceritakan, kapal Produk Norwegia tersebut seperti biasa melayari rute reguler setiap harinya dan pada saat hari Kamis Pukul 08:00 Wita kemarin, berangkat dari Pelabuhan Murhum Baubau dengan tujuan Raha Kabupaten Muna dan Kota Kendari.
“Jetliner tiba Jam 11 siang di Pelabuhan Raha, kemudian berangkat menuju Pelabuhan Nusantara Kendari jam 1 siang,” ucap Ahmad Sadikin, Jumat (24/11).
Tetapi, lanjut Ahmad Sadikin, sekitar jarak 140 meter menuju tempat sandar, secara tiba-tiba Jetliner mengalami insiden mati mesin.
“Informasi dari nahkoda kapal, kalau dia luruskan terus menuju dermaga itu bisa menabrak kapal lain. Tetapi untuk keselamatan, dia lihat ada dangkalan di daerah dekat dermaga lama dan resiko yang paling kecil agar kapal kandas supaya laju kapal berkurang, maka sisa laju kapal menabrak bangunan bekas kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kendari,” ungkapnya.
Ahmad Sadikin juga menuturkan, dipilihnya keputusan menabrakan kapal ke bangunan tersebut oleh Nahkoda sebagai alternatif agar mengurangi resiko kecelakaan terburuk.
“Kebetulan saat itu air lagi surut di waktu sore hari sehingga Nahkoda mengambil keputusan untuk lepas jangkar sebab resiko yang paling ringan itu adalah mencari tempat yang kosong karena kapal dalam keadaan liar dan tidak bisa memainkan kemudi maupun mengendalikan mesin,” jelasnya.
Dia juga menambahkan sebelum berangkat dari Pelabuhan Murhum Baubau, mesin kapal Jetliner telah dicek kapasitas dan dinyatakan layak oleh tim Syahbandar Baubau sehingga untuk sementara waktu masih diselidiki dan diperiksa penyebabnya, karena sampai saat ini belum ada pernyataan dari pihak Syahbandar Kendari maupun tim penyelidik.
“Saya belum konfirmasi berapa kecepatan Jetliner sesaat sebelum insiden mati mesin, namun yang jelas kalau mau jarak 100 meter untuk sandar, kecepatannya akan dikurangi sebatas minim saja atau kondisi kecepatan untuk aman,” terangnya.
Untuk diketahui, insiden tabrakan Jetliner dengan jumlah penumpang sebanyak 181 orang tersebut telah diketahui oleh PT Pelni Pusat dan sudah memerintahkan teknisi untuk menormalkan kembali fungsi serta mesin kapal.
Reporter: Ardilan
Editor: Kardin