BAUBAU – Seorang anak berusia 9 tahun berasal dari Kabupaten Buton Selatan (Busel) harus dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Palagimata akibat menderita penyakit Difteri.
Humas RSUD Palagimata, Muhammad Arsan Jaya mengatakan, pasien Difteri mulai dirawat kemarin pagi. Tetapi, saat waktu siang, pasien minta izin pulang atas kemauan sendiri.
“Siangnya pasien minta pulang dengan keinginan sendiri. Tapi, pas semalam masuk kembali lagi,” ungkap Arsan Jaya ditemui di RSUD Palagimata, Jumat (25/5/2018).
Arsan Jaya menuturkan, setelah diperiksa pasien dinyatakan suspek. Dengan tanda-tanda gejala pembengkakan pada leher bagian kanan dan kiri.
“Tanda lainnya ternyata sepupu pasien sudah meninggal dunia beberpa waktu lalu dengan gejala yang sama sehingga keluarga pasien datang berobat disini,” katanya.
Ia menambahkan, secara umum penyakit Difteri ialah gangguan pada tenggorokan yang diakibatkan oleh virus. Difteri merupakan penyakit menular dan sangat berbahaya.
“Penyakit ini dapat mematikan sehingga kami berikan penanganan khusus secara intensif kepada pasien,” ujarnya.
Selain itu, untuk mencegah penularan Difteri, pihaknya merawat pasien diruangan perawatan khusus. Saat ini, kondisi pasien dalam pengawasan intenstif.
“Pasien cuma satu orang dan ini merupakan kasus perdana di Rumah Sakit Palagimata,” tandasnya.
Kata yang benar itu: “intensif” bukan “insentif”.
Insentif itu artinya “tambahan penghasilan”. Sedangkan intensif artinya “secara sungguh-sungguh dan terus menerus”.