BOMBANA

Peneliti UNS Bersama Pemuda Bombana Bahas Bahaya Depresi

313
Peneliti Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Sigit Yudhistira, S.Gz dalam diskusi publik yang digelar bersama Seniman Pemuda Kreatif (Sepakat) Bombana, di Kawasan Eks MTQ Kasipute, Sabtu 14 Maret 2020 malam.

Reporter : Hasrun.

RUMBIA – Peneliti Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Sigit Yudhistira, S.Gz menjelaskan, depresi adalah suatu kondisi kesehatan emosional yang ditandai dengan kesedihan yang berlebih, perasaan bersalah dan tidak berarti.

Pembahasan tersebut membuka materinya dalam diskusi publik yang digelar bersama Seniman Pemuda Kreatif (Sepakat) Bombana, di Kawasan Eks MTQ Kasipute, Sabtu 14 Maret 2020 malam.

Menurutnya, hal itu merupakan kesimpulan hasil penelitiannya tentang perbandingan tingkat depresi siswa di sekolah dengan sistem full day school dan half day school disejumlah sekolah di Surakarta.

Kesimpulan lainnya, kata Sigit, sekolah yang menerapkan sistem full day school memiliki tingkat depresif yang tinggi pada siswanya di banding yang menerapkan sistem half day school.

“Penyebab individu mengalami depresi karena faktor genetik biologis, pisikologis dan gaya hidup,” terang mahasiswa pasca sarjana UNS tersebut.

Sigit juga memaparkan, untuk mengurangi rasa cemas yang dapat menimbulkan depresi bisa dilakukan dengan mengonsumsi sayur dan buah serta olahraga atau latihan fisik setiap hari.

“Ini bisa dilakukan untuk memperbaiki derajat intensitas kecemasan dan depresi. Dan bisa menjadi pilihan alternatif pengobatan dalam upaya preventif, kuratif, ataupun rehabilitatif,” jelasnya.

Ditegaskannya, seseorang yang sering mengonsumsi sayuran dan buah-buahan memiliki kemungkinan lebih rendah akan mengalami gangguan kecemasan dan depresi, begitu juga yang rutin berolahraga atau latihan fisik.

“Karena  dapat menjadi penyembuh untuk berbagai gejala kejiwaan, dapat mengurangi kekhawatiran, depresi, keletihan dan kebingungan,” ujarnya.

Dikesempatan yang sama, Kapolsek Rumbia, IPTU Muhammad Nur Sultan memaparkan, salah satu cara untuk mencegah narapidana agar tidak depresi yaitu dengan menerapkan pendekatan  non farmakologi dengan berolahraga setiap pagi.

“Agar narapidana sehat, serta hormon kebahagiaannya meningkat. Sebab narapidana tinggal di ruang sempit rentan mengalami kecemasan dan depresi. Narapidana juga dibimbing spiritualnya agar kerohaniaannya meningkat,” ungkapnya.

You cannot copy content of this page

You cannot print contents of this website.
Exit mobile version