KENDARI – Pemerintah sudah menetapkan jatah tabung gas elpiji 3 Kilogram (Kg) bersubsidi di masing-masing Provinsi untuk disalurkan kepada masyarakat. Namun sayangnya, jatah gas melon di wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) diduga kuat diselewengkan ke Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng).
Pasalnya, pembongkaran atau pengiriman gas melon itu dilakukan malam hari dengan modus membeli dari jatah pengiriman. Kemudian, gas tersebut di kirim ke Sulteng melalui kapal kayu yang berlabuh di Pelabuhan Ferry Kendari.
Ironisnya, penyeleweng gas tersebut tidak ada tindakan dari Pertamina atau terkesan lakukan pembiaran. Padahal, pertamina sudah menempatkan petugas atau pengawas elpiji untuk bertugas di masing-masing wilayah, salah satunya di Kota Lama.
Berdasarkan penelusuran wartawan MEDIAKENDARI.COM dilapangan, pengiriman gas dari wilayah Sultra ke Sulteng dilakukan setiap jadwal keberangkatan kapal kayu menuju Sulteng.
Baca Juga : Polsek Bondoala di Konawe Serahkan Bantuan untuk Pelaku UMKM
Ratusan tabung gas terlihat dalam kapal di bagian palka atau tempat penyimpanan barang-barang baik itu hasil bumi maupun sembako.
“Iya pak, tabung gas di kirim di Sulteng,” ungkap salah seorang buruh di Pelabuhan Ferry Kendari, Asnawi kepada wartawan MEDIAKENDARI.COM saat di temui di lapangan, Selasa 18 April 2022.
Kata dia, pihak pengiriman tabung gas itu lancar-lancar tanpa ada kendala, karena pihak pengiriman tabung gas diduga sudah bekerja sama dengan oknum petugas Pertamina.
“Tidak mungkin tidak ada kerja sama dengan oknum petugas Pertamina pak, pasti mi ada dugaan, karena lancar terus pengiriman tabung gasnya itu, supaya tidak ketahuan mereka buka segelan tabung gas atau kode wilayahnya, dan ini bukan pertama kalinya pak,” terangnya.
Baca Juga : DD Kukuluri di Konawe Telah Disalurkan
Salah satu ABK Kapal mengaku tidak mengetahui tabung melon tersebut berasal darimana entah itu milik Agen atau Pangkalan Gas.
“Tidak tau juga, tapi yang punya itu mamanya Kanang,” tuturnya.
Saat wartawan mengkonfirmasi mengenai tabung gas tersebut kepada pihak Pertamina melalui WhatsApp tidak ada respon.
Hingga berita ini diterbitkan, wartawan MEDIAKENDARI.COM masih mencoba mengkonfirmasi pihak Pertamina.
Reporter : Hendrik Komantobuano