KENDARI – Dalam rilisnya, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) membeberkan perekonomian Sultra pada Triwulan I tahun 2018 masih tumbuh positif meskipun dengan kecenderungan yang semakin menurun sejak Triwulan I 2017.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sultra, Minot Purwahono mengatakan, realisasi pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Sultra triwulan I tahun 2018 tercatat 5,76 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 6,12 persen (yoy).
“Kinerja PRDB Sultra pada triwulan I tahun 2018 tersebut lebih tinggi dari kinerja PDB nasional yang tercatat tumbuh sebesar 5,06 persen (yoy),” ujar Minot melalui rilisnya, Selasa (08/05/2018).
Ia Menjelaskan, kinerja ekonomi Sultra pada triwulan I tahun 2018 tetap ditopang oleh tingginya konsumsi masyarakat dan peningkatan kinerja ekspor.
Pada triwulan I tahun 2018, konsumsi rumah yang merupakan komponen dengan proporsi terbesar sebesar 51,13 persen masih tumbuh positif sebesar 5,16 persen meskipun lebih rendah dari triwulan sebelumnya.
“Terjaganya tingkat konsumsi seiring dengan terkendalinya inflasi. Ekspor luar negeri Sultra pada triwulan I tahun 2018 mengalami akselerasi pertumbuhan sebesar 250,4 persen (yoy) sementara impor menurun -28,4 persen (yoy),” ucapnya.
Hal tersebut, ditengarai karena dampak positif pemulihan ekonomi dunia, dan peningkatan harga komoditas.
BACA JUGA: BI Sultra Ajak Perbankan Sosialisasikan Program GPN ke Nasabah
Belanja pemerintah pada triwulan I tahun 2018 mencatatkan pertumbuhan yang lebih rendah dari periode sebelumnya dengan tumbuh sebesar 2,26 persen (yoy).
Katanya, penurunan pertumbuhan belanja pemerintah masih sesuai dengan pola musiman, dimana pemerintah belum banyak mengeluarkan anggaran pada awal tahun. Sedangkan, kinerja investasi pada triwulan 1 tahun 2018 tumbuh rendah sebesar 0,49 persen (yoy).
“Hal ini disebabkan belum banyaknya realisasi investasi pemerintah dan rendahnya penyerapan belanja modal di APBN dan APBD,” paparnya.
Demikian juga di sisi investasi swasta yang masih dalam perencanaan serta beberapa proyek pembangunan smelter yang sudah selesai pada triwulan IV 2017.
Sedangkan dari sisi lapangan usaha (LU), terang Minot, pertumbuhan ekonomi pada triwulan I tahun 2018 terutama didorong peningkatan kinerja LU Informasi dan Komunikasi yang tumbuh sebesar 9,51 persen (yoy).
LU Perdagangan Besar dan Eceran yang tumbuh sebesar 8,40 persen (yoy) dan Pertambangan serta pengalian yang tumbuh sebesar 7,84 persen (yoy).
“Pertumbuhan LU pertambangan dan pengalian mempengaruhi pertumbuhan secara signifikan karena proporsi sektor tersebut terhadap total PDRB Sultra adalah yang terbesar kedua yaitu sebesar 20,86 persen. Sementara Pertanian, Kehutanan dan Perikanan yang memiliki proporsi sebesar 24,75 persen berhasil tumbuh sebesar 5,10 persen (yoy),” urainya.
Namun katanya, seiring dengan rendahnya pertumbuhan investasi, LU Konstruksi yang memiliki proporsi sebesar 12,18 persen masih tumbuh terbatas sebesar 0,54 persen (yoy).
“BI memperkirakan perekonomian Sultra akan tumbuh lebih cepat pada triwulan II tahun 2018 dan beberapa perkembangan positif pada triwulan I tahu 2018, seperti ekspor maupun struktur lapangan usaha diperkirakan kembali menjadi basis pemulihan ekonomi ke depan,” tukasnya.
Ia menambahkan, pilkada yang akan diselenggarakan beberapa periode ke depan diperkirakan akan mendorong konsumsi rumah tangga. Berlanjutnya pemulihan ekonomi dunia, peningkatan produksi dan kenaikan harga komoditas diperkirakan akan menjadi salah satu faktor pendorong.
Selain itu, komitmen Pemerintah untuk terus memperkuat daya saing dan iklim usaha juga mendukung prospek pemulihan ekonomi tersebut.