BOMBANADaerah

Polres Bombana Sambangi Bocah Penderita Gizi Buruk

484
×

Polres Bombana Sambangi Bocah Penderita Gizi Buruk

Sebarkan artikel ini
Kapolres Bombana, AKBP Andi Herman SIK menyambangi saat Al Faqhy (4) bocah penderita gizi buruk di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bombana, Senin 24 Februari 2020. Foto: Hasrun/Mediakendai.com
Kapolres Bombana, AKBP Andi Herman SIK menyambangi saat Al Faqhy (4) bocah penderita gizi buruk di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bombana, Senin 24 Februari 2020. Foto: Hasrun/Mediakendai.com

Reporter: Hasrun / Editor: La Ode Adnan Irham

RUMBIA – Kapolres Bombana, AKBP Andi Herman SIK menyambangi Al Faqhy (4) bocah penderita gizi buruk di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bombana, Senin 24 Februari 2020.

Putra pertama pasangan suami istri Rolis dan Nasniati asal Dusun Boloreteno, Desa Lampeantani, Kecamatan Rarowatu, Kabupaten Bombana, sudah menderita gizi buruk sejak berusia enam bulan dan hanya dapat berbaring lesu di tempat tidur.

Kepada awak media, Andi Herman menuturkan, kunjungannya bersama rombongan pejabat Polres Bombana merupakan bentuk kepedulian terhadap sesama. Apalagi ada program Polisi Peduli (Polduli).

Andi Herman dan rombongan juga memberi bantuan berupa sejumlah uang kepada orang tua Faqhy, guna membantu meringankan beban. Mereka mengaku prihatin dengan kondisi yang dialami Faqhy.

“Mestinya di usianya, dia lagi aktif bermain dengan teman-teman sebayanya,” ucapnya.

Ia berharap dermawan dimana pun berada, bisa memberikan perhatian kepada keluarga Faqhy. Baik moril maupun bantuan materil.

Orang tua Faqhy, Rolis mengatakan, anaknya hanya bisa terbaring lemas sejak 2016 lalu. Karena tidak memiliki biaya, ia memilih merawat anaknya di rumahnya berukuran 3×4 di desanya.

“Sebelumnya pernah kita disuruh ke Makassar. Tapi kan kita tidak punya uang untuk biaya di sana. Memang kalau ini anak ditanggung. Apalagi kita tidak punya keluarga disana,” katanya.

Rolis yang sehari-harinya buruh pikul kayu di hutan, kadang hanya mempu menghasilkan uang Rp 500 ribu perbulan. Sementara isterinya, Nasniati hanya ibu rumah tangga.

“Dulu masih pake Jamkesda, perawat bilang harus urus BPJS. Itumi alasannya kita, bilang mau pulang bikin BPJS dulu,” kata Rolis.

Katanya, putra pertamanya itu hanya bisa menangis jika kelaparan. Kata dokter, Faqhy harus dirawat di RSUD selama 14 hari, untuk mendapatkan asupan gizi yang baik.

“Tidak ada penyakit lainya, hanya kurang gizi saja,” ungkapnya.

You cannot copy content of this page