HEADLINE NEWSKendariMETRO KOTA

Rakorda KKBPK, Wagub Klaim TFR di Sultra Turun 0,2 Persen

489
×

Rakorda KKBPK, Wagub Klaim TFR di Sultra Turun 0,2 Persen

Sebarkan artikel ini
Wagub Sultra Lukman Abunawas ( Foto : Khuming Biro Kerjasama dan Komunikasi Publik Setda Sultra)

Reporter : Rahmat R.

Editor : Def

KENDARI – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sulawesi Tenggara (Sultra) menggelar rapat koordinasi daerah (Rakorda) program Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) 2019, di salah satu hotel di Kota Kendari, Kamis (21/3/2019), yang turut dihadiri Wakil Gubernur (Wagub) Sultra, H.Lukman Abunawas.

Baca Juga :

Dalam Sambutannya, Lukman Abunawas menyampaikan, saat ini Sultra masih memiliki banyak tantangan kependudukan, diantaranya rata-rata tingkat kelahiran per perempuan (TFR) masih tinggi, angka usia kawin muda masih memprihatinkan dan pemakaian kontrasepsi masih rendah. Selain itu, laju pertumbuhan penduduk yang masih tinggi, migrasi masuk yang pesat, dan lain-lain.

“Tapi pada dua tahun terakhir ini sudah mulai menurun, pada 2018 lalu ada penurunan sekitar 0,2 persen,” terangnya.

Mantan Bupati Konawe itu juga mengingatkan, jika program KKBPK dari BKKBN merupakan urusan wajib pemerintah pusat dan daerah dalam rangka mencapai kesejahteraan masyarakat.

“Keluarga berencana menjadi investasi strategis untuk memastikan generasi masa depan, termasuk untuk memastikan tercapainya tujuan-tujuan pembangunan yang berkelanjutan,” jelas pria yang akrab disapa LA ini.

Lukman menjelaskan, kesuksesan program kependudukan berbanding lurus dengan kualitas sumber daya manusia (SDM). Namun sebaliknya, kegagalan dalam mengelola kependudukan akan berdampak buruk pada pembangunan kesejahteraan keluarga.

Untuk mendorong program ini, lanjutnya, sangat dibutuhkan partisipasi masyarakat, serta program yang masih relevan terus ditingkatkan yaitu Kampung Keluarga Berencana (KB). Dimana

Baca Juga :

Kampung KB ini pelaksanaan dan implemetasinya di lapangan masih terkendala seperti kurangnya partisipasi dan koordinasi.

“BKKBN atau OPD-KB masih berjalan sendiri, keterlibatan dinas dan badan perlu ditingkatkan karena Kampung KB menjadi milik bersama. Dukungan mitra kerja/stakeholder dan lintas sektor harus dapat diintegrasikan di Kampung KB. Kami siap mensupport,” tutupnya. (A)


You cannot copy content of this page