FEATUREDMUNAWISATA

Rupanya Kayu Jati Muna Punya Sejarah di Balik Mekarnya Sultra 53 Tahun Silam

1909
×

Rupanya Kayu Jati Muna Punya Sejarah di Balik Mekarnya Sultra 53 Tahun Silam

Sebarkan artikel ini

RAHA – Kayu Jati yang selama ini menjadi ciri khas Kabupaten Muna, ternyata memiliki kisah tersendiri dibalik mekarnya Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) Pada tahun 1964 atau 53 tahun lalu.

Kala itu Sultra memisahkan diri dari Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) yang dikenal Provinsi Sulawesi Selatan dan Tenggara (Sulselra) dengan landasan hukum Undang Undang Nomor 13 tahun 1964 tentang Pembentukan Daerah Tingkat I Sulawesi Tengah dan Daerah Tingkat I Sulawesi Tenggara.

Namun, ada cerita yang belum banyak diketahui atau sedikit referensi yang didapatkan dibalik perjuangan pemekaran tersebut. Ternyata kayu jati telah memberikan banyak kontribusi terhadap pemekaran Provinsi Sultra ini.

Bupati Muna, Rusman Emba dalam cerita menyebutkan, para pejuang pemekaraan saat itu mendapatkan banyak support dari tokoh Muna dengan mengorbankan jatinya demi terbentuknya Provinsi Sultra.

“Para tokoh asal Muna merelakan kayu jatinya untuk membiayai perjalanan para tokoh pememekaran Sultra 53 tahun silam,” bebernya saat ditemui di lokasi pembangunan Rumah Adat Muna, pada Selasa (26/12).

Selanjutnya, Rusman menilai kayu jati di Muna menjadi simbol historis atas perjuangan leluhur di Bumi Anoa.

“Kita tidak bisa pungkiri kalau kayu jati adalah kebanggaan kita bersama di Muna. Namun kayu jati juga menjadi pemersatu kita di Sultra dan memiliki nilai sejarah tersendiri,” jelas bupati yang selalu akrab dengan masyarakat ini.

Mantan Ketua DPRD Sultra ini juga membeberkan, jika pembangunan di Muna saat ini lebih menonjol dengan menjadikan jati sebagai ikon utama. Salah satunya adalah keberadaan Rumah Adat Muna di Jalan By Pass Kelurahan Butungbutung Kecamatan Katobu Kabupaten Muna.

“Kita harus mewarisi semangat leluhur kita, bahwa kayu jati harus menjadi ikon kita di Muna. Salah satunya adalah lokasi rumah adat ini, selain terbuat dari jati untuk konstruksinya juga ditengah lokasi Rumah Adat akan dipasangkan kayu jati umur ratusan tahun dengan lebar 2,5 meter,” jelas Rusman.

Mantan anggota DPD RI ini, juga mempertegas jika Muna yang dulu bukanlah Muna yang sekarang, sebab pelbagai pembangunan kini sedang dilakukan.

Meski baru menjabat setahun lebih, ada banyak project yang saat ini dikerjakan oleh Rusman Emba, selain Rumah Adat tersebut yakni jalan dua jalur di Kecamatan Loghia, Taman Kota, Pembangunan Lippo Plaza, Kawasan Pertokoan Modern, Stadion Modern dan beberapa lagi akan dibangun pada 2018 mendatang.

“Muna hari ini bukan Muna yang dulu, kami yakinkan jika kedepannya pengunjung akan nyaman dengan keadaan Muna saat ini. Terbukti di Festival Pantai Meleura ada pengunjung mancanegara (asal Kenya Benua Afrika, red) yang hadir,” tutupnya dengan nada semangat.

Untuk diketahui, Rumah Adat Muna tersebut akan dilaunching pada tanggal 28 Desember 2017.

Rumah adat tersebut dilengkapi dengan fasilitas yang bernuansa ciri khas Muna.

Reporter: Rahmat R
Editor: Kardin

You cannot copy content of this page