Kendari

Sebelum Ditemukan Tewas di Kebun, Guru Kasim Ternyata Punya Catatan Istimewa di SMK 2 Kendari

40171
×

Sebelum Ditemukan Tewas di Kebun, Guru Kasim Ternyata Punya Catatan Istimewa di SMK 2 Kendari

Sebarkan artikel ini
SMK2 Kendari
Kepalah sekolah SMK2 Kendari saat ditemui di ruang kerjanya

Reporter : Supriyadin Tungga

KENDARI – Meninggalnya Kasim, guru di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 2 Kendari menjadi kesedihan mendalam bagi jajaran guru dan siswa di sekolah tersebut.

Seperti diketahui, guru berusia 55 tahun itu ditemukan meninggal dunia di rumah kebunnya pekan lalu, Kamis siang 29 Oktober 2020, sekira pukul 11.00 WITA.

Berdasarkan keterangan yang dihimpun MEDIAKENDARI.com dari rekan guru di sekolah tempat almarhum mengabdikan diri selama 30 tahun lebih itu, mediang guru Kasis dikenal sebagai pribadi yang ramah.

Guru yang tinggal di Jalan Bunga Nusa Indah 2, Nomor 9, Kelurahan Lahundape, Kendari Barat, Kota Kendari ini juga menjadi pengampu mata pelajaran matematika yang tekun.

Catatan istimewa tentang guru Kasim tersebut terekam jelas dalam memori Kepala Sekolah SMK 2 Kendari, Muhammad Fajar Sene saat ditemui diruang kerjanya, Senin 2 Novermber 2020.

Diceritakannya, guru Kasim merupakan pengajar senior di sekolah yang lebih dikenal dengan sebutan STM Kendari itu. Senioritas itu menempatkan dirinya menjadi panutan bagi guru lainnya.

“Almarhum ini sudah kami anggap seperti saudara, selama hampir 30 tahun menjadi pengajar matematika bahkan almarhum ini adalah salah satu guru senior di sekolah ini,” terang Muhammad Fajar.

Diceritakannya juga, guru Kasim dalam kesehariannya di sekolah yang dipimpinnya itu merupakan figur yang ramah, profesional, disiplin dan tegas dalam sikap dan pemikiran.

“Dia juga sebagai motivator bagi para guru di SMK2 Kendari, khususnya guru-guru yang masih muda, dia selalu memberikan semangat pantang menyerah,” ujarnya.

Sebagai bukti pengakuan atas keistimewaan pribadi guru Kasim, kata Muhammad Fajar, saat pihaknya mendengar kabar meninggalnya guru tersebut, seluruh rekan guru langsung ke rumah duka.

Menurutnya, dirinya bersama rekan guru lainnya lah jua yang menengahi timbulnya mis komunikasi antara pihak keluarga dan aparat kepolisian saat akan dilakukan visum.

Pasalnya, keluarga menolak dugaan jika guru Kasim wafat karena covid-19. Olehnya itu, pihak keluarga menolak visum karena khawatir jenasah dimakamkan di makan khusus covid-19.

“Sekitar satu jam di rumah sakit bayangkara pihak medis ahirnya melakukan pemeriksaan penyebab kematian Pak Kasim, dan keluarga akhirnya bisa menerima,” terangnya.

Dari hasil pemeriksaan pertama yang dilakukan untuk mengklarifikasi apakah almarhum meninggal dunia akibat terdampak Covid-19, hasilnya dinyatakan almarhum negatif dari covid-19.

“Setelah dinyatakan negatif pihak medis ahirnya melakukan visum dan hasil visumnya korban dinyatakan sakit jantung,” pungkasnya.

You cannot copy content of this page