BAUBAUFEATUREDMETRO KOTA

Sejumlah Warga Miskin Usia Renta di Baubau, Mengaku Diabaikan Pemerintah

420

BAUBAU – Miris, sebagian warga miskin di Kota Baubau, Sulawesi Tenggara (Sultra), khususnya di Kelurahan Palabusa Kecamatan Lealea, mengaku belum pernah merasakan bantuan apapun, baik dari Pemerintah Daerah setempat maupun pemerintah pusat. Tercatat ada 39 warga yang merasa diabaikan, padahal kehidupan mereka sangat memprihatikan.

Bahkan jumlah 39 warga ini merupakan, jumlah awal yang berhasil diidentifikasi oleh seorang pemuda setempat yang punya inisiatif mengidentifikasi warga miskin. Berdasarkan penelusuran wartawan Mediakendari.com, kebanyakan warga miskin tersebut merupakan janda berusia lanjut alias janda jompo yang sudah tidak mampu bekerja dan bergantung hidup dari penghasilan masing-masing anak-anaknya. Mirisnya, pemerintah Kelurahan setempat tak mampu berbuat banyak menangani persoalan tersebut.

Salah satu warga setempat, Polonusantara mengatakan, dirinya merasa sedih melihat kondisi warga kampungnya itu. Sehingga, dirinya berinisiatif mengumpulkan data dan jumlah warga kampungnya sudah tak pernah dapat bantuan apapun.

“Sebagian besar berusia lebih tua dari umur yang tertera di Kartu Tanda Penduduk (KTP)-nya. 14 keluarga diantaranya adalah janda,” kata Polo ditemui, Jum’at (29/9/2018) kemarin.

Salah seorang janda tua yang berhasil ditemui, Wa Eri (54) membenarkan kondisi yang terjadi. Dia mengaku tidak pernah dapat bantuan sama sekali.

“Dari dulu saya tidak pernah dapat bantuan bahkan bantuan beras miskin (Raskin) juga tidak dapat. Saya menjanda sudah sekitar 10 tahun lebih,” akunya.

Wa Eri juga mengaku sering didata pemerintah Kelurahan Palabusa. Namun, pendataan tersebut seolah formalitas semata dan tidak berarti apa-apa.

“Saya ingin mendapat perlakuan dari pemerintah seperti warga miskin lainnya,” pintanya.

Sedang, janda lainnya Wa Siia (74) juga mengalami nasib serupa. Bedanya, Wa Siia sempat mendapat bantuan. Namun, bantuan mulai tidak ia peroleh semenjak adanya program keluarga harapan (PKH).

“Sebelumnya saya dapat bantuan seperti raskin. Tetapi, satu tahun terakhir ini biar bantuan raskin saya sudah tidak dapat,” keluhnya.

Sementara itu, Ketua RW 03 Lingkungan Kolagana, La Age menuturkan, keluhan warganya telah disampaikan kepada pihak Kelurahan Palabusa. Tetapi, hingga kini belum ada tindak lanjut.

“Saya heran dulu banyak warga disini yang dapat bantuan. Tapi, sekarang lebihnya banyak yang tidak dapat. Disini ada 170 KK yang sebagian besarnya kategori tidak mampu,” terangnya.

Saat dikonfirmasi, pihak Kelurahan Palabusa mengungkapkan hal mengejutkan. Menurut Lurah Palabusa, Rukiya, bantuan justru diperoleh warga yang masuk dalam kategori mampu dalam bekerja. Sementara, warga yang tidak mampu dan harusnya mendapat bantuan justru tidak memperoleh bantuan.

“Saya juga heran kenapa warga tidak mampu tidak dapat bantuan. Sedangkan, yang dapat bantuan yang mampu kerja,” bebernya melalui sambung telpon seluler.

Kata dia, pihaknya sudah berupaya dengan persoalan warga miskin yang tidak memperoleh bantuan itu.

“Kita sudah sering menyerahkan data warga tidak mampu ke Dinas Sosial. Tapi, belum terkafer di PKH. Untuk penerima Rastra, datanya dari pusat. Yang tidak terkafer dalam PKH memang tidak dapat bantuan,” ujarnya.

“Sejak ada PKH raskin sudah berubah nama menjadi beras sejahtera (Rastra). Bantuannya 10 kilo beras bagi KK tidak mampu. Di Palabusa banyak warga miskin, jadi bantuan-bantuan dari pemerintah kota itu kita gilir,” tandasnya. (a)

Penulis : Ardilan

You cannot copy content of this page

You cannot print contents of this website.
Exit mobile version