KENDARI – Sektor pertambangan menjadi penopang pertumbuhan ekonomi tertinggi di Sulawesi Tenggara.
Hal ini diungkapkan oleh Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Tenggara, Atqo Mardianto. Dirinya menjelaskan, sektor pertambangan Sultra sebagai penopang pertumbuhan ekonomi tertinggi pada tahun 2017.
Katanya, perekonomian Sultra di 2017 tergolong masih membaik yang tumbuh positif dengan persentase sebesar 6,81 persen.
“Ekonomi Sultra tahun 2017 tumbuh 6,81 persen lebih tinggi dibanding capaian tahun 2016 lalu yang sebesar 6,51 persen,” ungkap Atqo di Aula BPS Sultra, Senin (06/02/2017).
Lanjut Atqo, dari sisi produksi, pertumbuhan ekonomi didorong oleh semua lapangan usaha dengan pertumbuhan tertinggi yang dicapai dari lapangan usaha pertambangan dan penggalian yang tumbuh 13,00 persen.
“Sedangkan dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh komponen ekspor barang dan jasa yang tumbuh sebesar 26,93 persen,” lanjutnya.
Katanya, pertumbuhan ekonomi Sultra sebesar 6,81 persen yang penyumbang terbesarnya sekitar 40 persen ditopang oleh sektor pertambangan dan penggalian. kontribusinya hingga 2,58 persen.
“Itu terjadi karena regulasi terkait pertambangan sudah mulai dijalankan, mudah-mudahan kedepan akan semakin membaik untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat,” imbuhnya.
Dia juga menuturkan, ekonomi Sultra triwulan IV 2017 bila dibandingkan triwulan IV 2016 tumbuh sebesar 6,12 persen. Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi pada lapangan usaha pertambangan dan penggalian sebesar 9,02 persen. Sementara dari sisi pengeluaran dicapai oleh komponen ekspor barang dan jasa yang tumbuh sebesar 18,25 persen.
“Untuk ekonomi Sultra triwulan IV 2017 bila dibandingkan triwulan sebelumnya tumbuh 2,89 persen. Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi pada lapangan usaha konstruksi sebesar 9,49 persen. Sementara dari sisi lain, pengeluaran didorong oleh komponen ekspor barang dan jasa yang tumbuh sebesar 13,39 persen,” tutupnya.
Reporter: Waty
Editor: Jubirman