KENDARI – Berdasarkan rilis data yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), di kota Kendari pada bulan September 2018 mengalami deflasi sebesar 0,54 persen.
Kepala BPS Sultra Moh. Edy Mahmud mengatakan, deflasi kota Kendari bulan September tahun 2018, tercatat sebesar 0,54 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) 128,03. Secara nasional dari 82 kota yang menghitung inflasi 66 kota tercatat deflasi dan 16 kota tercatat inflasi.
“Jadi Deflasi terdalam tercatat di Pare-pareProvinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) sebesar 1,59 persen dan deflasi terendah tercatat di Tegal Provinsi Jawa Tengah (Jateng), Singkawang Provinsi Kalimantan Barat, Samarinda Provinsi Kalimantan Timur, dan Ternate Provinsi Maluku Utara masing-masing sebesar 0,01 persen,” ujar Moh. Edy di ruang aula BPS Sultra Senin (01/10/2018).
Ia menjelaskan, deflasi yang terjadi di kota Kendari disebabkan oleh turunnya indeks harga pada kelompok bahan makanan sebesar 2,84 persen.
Sementara kelompok yang tercatat inflasi yaitu kelompok kesehatan 1,93 persen; sandang 0,31 persen; transpor, komunikasi dan jasa keuangan 0,23 persen; makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,10 persen serta perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,06 persen. Sedangkan, kelompok pendidikan, rekreasi, dan olah raga tidak mengalami perubahan/relatif stabil,” paparnya.
Ia menambahkan, komoditas yang memberikan sumbangan deflasi adalah tomat sayur, kacang panjang, kembung/gembung/banyar/ gembolo/aso-aso, bayam, cabai rawit, tomat buah, rambe, teri, daging ayam ras, serta daun singkong.
“Komoditas yang memberikan sumbangan inflasi terbesar adalah tarif rumah sakit, angkutan udara, layang/benggol, beras, obat dengan resep, terong panjang, baju muslim, es krim, cakalang/sisik serta emas perhiasan,” tutupnya. (a)
Reporter : Waty