DaerahWAKATOBI

Stok Beras di Gudang Bulog Wakatobi Masih 100 Ton

543
Wakil Bupati Wakatobi, Ilmiati Daud saat meninjau gudang Bulog bersama Dinas Perindustrian dan Perdagangan Disperindag, Jum'at 27 Maret 2020. Foto: Asrul Hamdi/Mediakendari.com

Reporter: Asrul Hamdi / Editor: La Ode Adnan Irham

WAKATOBI – Wakil Bupati Wakatobi, Ilmiati Daud memastikan stok beras masih aman untuk beberapa bulan kedepan, saat ini persediaan beras di Gudang Bulog Wakatobi berjumlah 100 ton.

“Ada juga stok yang akan masuk dalam waktu dekat. Kita harapkan bisa dan mampu hingga Ramadan dan Idul Fitri,” katanya saat meninjau langsung ke Gudang Bulog bersama
Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Jum’at 27 Maret 2020.

Kata Ilmiati, beras Bulog sangat aman dikonsumsi, karena kualitasnya juga terjamin.

“Jangan takut konsumsi beras Bulog. Saya akan endorse dan akan konsumsi beras Bulog,” katanya politisi PBB ini.

Wakil Bupati Wakatobi, Ilmiati Daud memperlihatkan beras Bulog, Sabtu 28 Maret 2020. Foto: Asrul Hamdi/Mediakendari.com

Ilmiati juga mengajak Dinas Perindag melihat langsung stabilitas harga yang berpatokan pada Bulog dan tidak mendengar dari pihak lain yang belum tentu kebenarannya.

Menanggapi isu harga beras di Tomia yang mencapai Rp 1 juta, ia meminta masyarakat tidak panik. Tidak ada alasan untuk kenaikan harga. Untuk itu ia meminta kepolisian dan Perindag memperketat pemantauan harga sembako di lapangan khususnya beras.

”Kenaikan harga sampai Rp.1 juta itu tidak wajar, akan berdampak ke masyarakat. Tidak ada alasan bagi pedagang menaikan harga,” tuturnya.

Ditengah gencarnya pemerintah melakukan upaya pencegahan penyebaran Virus Corona Disease (Covid-19), Ilmiati menegaskan, pedagang yang menaikan harga harus disanksi tegas.

”Semua berdampak dengan adanya Virus Corona ini, bukan hanya kesehatan. Tapi dampak ekonomi juga akan berpengaruh, karena itu kita berupaya untuk tetap normal meskipun secara grafik nampak naik tapikan tidak begitu signifikan dan masih pada batas wajar,” tutupnya. (B)

You cannot copy content of this page

You cannot print contents of this website.
Exit mobile version