Sebuah studi mengisyaratkan protein bernama COL17A1 sangat berperan besar dalam menjaga kekencangan kulit. Protein itu bekerja dengan mendorong kompetisi sel, sebuah proses penting untuk mempertahankan kesehatan jaringan. Hal itu secara efektif “mematikan” sel-sel yang lemah sambil mendorong replikasi sel-sel yang lebih kuat.
Tapi penuaan menyebabkan berkurangnya COL17A1, demikian pula radiasi sinar ultra violet. Dan apabila itu terjadi, sel-sel yang lebih lemah berlipat ganda, menyebabkan kulit lebih tipis, lebih rentan rusak dan lebih lama pulih.
Riset yang dipublikasikan pekan lalu dalam jurnal Nature itu dibuat berdasarkan penyelidikan atas ekor-ekor tikus, yang karakteristiknya mirip dengan kulit manusia. Setelah mengukuhkan pentingnya COL17A1, tim itu memutuskan untuk menyelidiki apakah mereka bisa menstimulasi protein itu apabila jumlahnya berkurang, dan secara efektif mencari senyawa yang bisa memulai proses anti-penuaan dalam kulit.
Mereka mengisolasi dua senyawa kimia — Y27632 dan apocynin — dan menguji keduanya pada sel-sel kulit, dengan hasil positif. “Aplikasi dari obat-obatan ini pada kulit yang luka, secara signifikan menyebabkan penyembuhan luka,” kata studi itu.
Kedua senyawa itu merujuk pada cara-cara “memfasilitasi regenerasi kulit dan mengurangi penuaan kulit, ” tambah studi itu.Dalam sebuah tinjauan dari studi itu, dua profesor dari Universitas Colorado mengatakan kompetisi sel sebelumnya baru pernah dipelajari secara ekstensif pada lalat buah.
Baca Juga :
- Usai Jalani Pemeriksaan Tes Psikologis di RS Bahteramas, Paslon HADIR Siap Gas Full di Pilkada Konawe
- Pj Gubernur Andap Budhi Revianto Berhasil Resmihkan Penggunaan Gedung Manajemen Administrasi dan Poliklinik RS. Jiwa Provinsi Sultra
- Cegah Banjir, Pemerintah Kecamatan Kendari Barat Terus Bersihkan Saluran Drainase
- Informasi Terkait Pasien Meninggal karena Obat Terlarang di RS Jiwa Sultra adalah Hoaks
- Pemprov Sultra Bahas Target Perluasan Kepesertaan JKN-KIS
- Sultra Beresiko Penularan DBD, Pj Gubernur Peringatkan Semua Pihak
Riset itu “menyediakan bukti bahwa sel-sel sehat pada mamalia juga secara efisien bisa memperbaiki jaringan pada manusia, menggantikan sel-sel yang lemah atau rusak,” tulis profesor Ganna Bilousova dan James DeGregori. Dan mereka mengatakan riset itu memberikan “bukti prinsip” bahwa kedua senyawa kimia itu bisa melawan penuaan.
“Studi-studi mendatang diperlukan untuk menentukan mekanisme kompetisi sel dalam jaringan-jaringan lain, dan untuk mengidentifikasi senyawa-senyawa yang mampu melawan penuaan pada organ-organ lain,” kata mereka.