Reporter : Kardin
Editor : Kang Upik
KENDARI – Guna mengawal Undang Undang Lingkungan Hidup, Aliansi Mahasiswa Peduli Hukum (AMPH) Sulawesi Tenggara (Sultra) terus memantau aktifitas perusahaan transportir limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3).
Berdasarkan cacatan AMPH Sultra, sedikitnya terdapat tiga perusahaan yang bekerja di bidang lingkungan seperti PT Mitra Tata Lingkungan Baru (MTLB), PT Mitra Hijau Asia (MHA) dan juga PT Sultra Alam Perkasa (SAP). Ketiga perusahaan itu bergerak di bidang transportir atau perusahaan aktif yang ada di Sultra selaku jasa pengangkutan limbah B3.
Namun, kata Ketua AMPH Sultra, Bram Barakatino, belum lama ini pihaknya menemukan kelalaian dari PT MTLB dikarenakan adanya salah satu kontener yang berisikan limbah B3 tengah tercecer di Pelabuhan Bungkutoko Kota Kendari.
BACA JUGA :
- SDN 87 Kendari Resmi Buka Penerimaan PPDB Tahun Ajaran 2024- 2025
- Mendagri Beri Ultimatum kepada Pj Kada yang Maju di Pilkada 2024
- Foto SBY-Soeharto di Rujab Gubernur Jambi Tarik Perhatian AHY
- Pj Gubernur Andap Budhi Revianto Buka LKS dan Launching Seragam Karya Siswa SMK/SLB Se Sultra
- Bimtek Pemanfaatan Flatform Digital Kemitraan KIM Tingkat Nasional di Sultra
- SMK Yamatu Tualang Membuka Pendaftaran untuk Penerimaan Siswa atau Siswi Tahun Ajaran Baru 2024- 2025.
Meski sebatas kesalahan teknis kata Bram, pihaknya akan terus memantau kinerja PT MTLB selaku pengangkut limbah B3 yang akan dikirim ke Pulau Jawa ke tempat pemusnah limbah.
“Walaupun ini hanya sebatas kelalaian teknis, tapi kami akan terus kawal dan pantau prosesnya. Walau belum tentu SAP dan MHA lebih baik dari MTLB. Sebab, sejauh ini yang pro aktif menunjukan transparansi terkait izin hanyalah MTLB,” terang Bram, Rabu (7/8/2019).
Bram juga menerangkan, saat ini PT MTLB telah mengantongi izin pengangkutan dan legalitas yang lengkap dalam melakukan aktivitas pengangkutan limbah B3.
“Kami sudah mengkroscek perizinannya dan legalitasnya, memang PT MTLB sudah memiliki legalitas dan izin yang lengkap, tapi itu tidak serta merta kita akan berdiam diri setelah melihat adanya kontener berisikan limbah B3 yang masih tercecer,” urainya.
“Kami tidak ingin ada point-point dalam regulasi UU Lingkungan Hidup yang disepelekan,” lanjutnya menegaskan.
Selain PT MTLB itu kata Bram, di Sultra sendiri masih terdapat beberapa perusahaan lainnya di bidang yang sama, diantaraya yakni PT Mitra Hijau Asia, dan PT Sultra Alam Perkasa.
“Jadi semua perusahaan ini akan kami kawal. Kami tidak ingin ada masyarakat Sultra terkena dampak dari limbah beracun itu akibat kelalaian perusahaan,” pungkasnya. (A)