NEWS

Tak Terbendung, Ratusan Masa Aksi Demo Tolak Kenaikan Harga BBM di Kantor DPRD Sultra

576
×

Tak Terbendung, Ratusan Masa Aksi Demo Tolak Kenaikan Harga BBM di Kantor DPRD Sultra

Sebarkan artikel ini
Ratusan masa aksi geruduk DPRD Sultra, tuntut soal kenaikan BBM

KENDARI, MEDIAKENDARI.COM – Tolak Kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) Ratusan masa geruduk Dewan Perwakialan Rakyat Daerah (DRRD) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra). Masa aksi yang tergabung dari beberapa organisasi diantarannya Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan Ikatan Mahasiswa Muhamadiyah (IMM) Kota Kendari, serta Himpunan Masyarakat Tolaki, dan Persatuan Sopir Angkot.

Pasalnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumumkan kenaikan harga BBM bersubsidi. Harga Pertalite naik dari Rp 7.650 per liter menjadi Rp 10 ribu per liter (harga BBM naik).

Selain harga BBM Pertalite, ada kenaikan Solar bersubsidi dari Rp 5.150 per liter menjadi Rp 6.800 per liter, dan Pertamax non-subsidi dari Rp 12.500 per liter menjadi Rp 14.500 per liter yang berlaku sejak Sabtu, 3 September 2022 pukul 14.30 WIB.

Baca Juga : Angkutan Umum Geruduk Kantor DPRD Sultra Tolak Kenaikan BBM

Dari pantuan tim Mediakendari.com, dalam orasinya, Presma Muhammadiyah Kendari, Karno mengatakan, jika pihak DPRD tidak menemui masa aksi maka masa aksi tidak akan diskusi di luar.

“Jika tidak ada yang menemui kita didalam kami tidak ingin diskusi diluar, ini rumah kita bersama,” ujarnya Senin 5 September 2022.

Selain itu Karno menyebut, bahwa perwakilan DPRD Sultra, menemui masa aksi hanya untuk pencitraan tidak untuk menanmpung aspirasi masa aksi serta tuntutan masyarakat.

Baca Juga : Diultimatum OJK, Dirut Bank Sultra Sibuk Pencitraan, Dibalik Itu Ada Dugaan Monopoli Pengkreditan Terhadap Nasabah ASN?

“Sebenarnya kami sudah tidak percaya dengan apa yang disampaikan oleh perwakilan DPRD Sultra, apalagi jika kami hanya diterima untuk berdiskusi diluar gedung,” tegasnya.

Sementara itu, Ketua Himpunan Masyarakat Tolaki, Supriyadi mengatakan kenaikan harga BBM ini memang tidak dirasakan oleh kalangan atas melainkan masyrakat yang di korbankan.

“Iya memang kenaikan BBM tidak dirasakan dampaknya oleh kalangan atas tetapi selalu kita masyarakat yang dikorbakan,” imbuhnya.

Baca Juga : Festival Selat Tiworo, Jadi Ajang Perkenalan Sejarah Raja Tiworo

Dulu pada saat Presiden Susilo Bambang Yudiono (SBY) hanya sekitar Rp 500 banyak dari para pejabat menangis, dan meraka yang menangis itu sekarang yang memimpin dan malah menaikan harga BBM sekitar rp 3000.

“Semua bahan pokok naik, dulu meraka menangis menolak kenaikan BBM, namun sekarang tak ada satu orangpun dari mereka yang membela masyarakat,” pungkasnya.

Sebagai informasi sampai berita ini diterbitkan masa aksi belum diterima oleh pihak DPRD Sultra di dalam ruangan.

Reporter: Sardin.D

Facebook : Mediakendari

You cannot copy content of this page