Reporter : Hasrun
Editor : Taya
POLEANG SELATAN – Sebanyak 37 orang mahasiswa Ilmu Sejarah Fakuktas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Halau Oleo (UHO) melakukan Praktek Kuliah Lapangan (PKL) di Desa Weaputtang, Kecamatan Poleang Selatan, Bombana, Sulawesi Tenggara.
Kegiatan PKL ini untuk melihat langsung bentuk artefak peninggalan Jepang di desa tersebut. Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan untuk menambah wawasan pengetahuan tentang situs peninggalan dan kependudukan bangsa jepang di Bombana.
Salah seorang Dosen FIB, Dra Aswati mengatakan, kegiatan PKL ini melibatkan seluruh mahasiswa angkatan 2017 untuk turun langsung melihat bagaimana kondisi dan keadaan dari peninggalan dan kependudukan Jepang yang ada di Bombana.
BACA JUGA :
- Dinas Pariwisata Sultra Terbaik Soal Keterbukaan Informasi Publik
- Wakil Ketua Komisi V DPR RI Bersama Direktur Bendungan dan Danau Kementrian PUPR Kunjungi Lokasi Bendungan Pelisika
- KPU Muna Barat Sukses Raih Penghargaan Peringkat I Terkait Pengelolaan Pelaporan Dana Kampanye
- Nekat Bawa Sabu Seberat 104.25 Gram dengan Upah Rp 2 Juta, Pria di Muna Ditangkap Polisi
- Pemda Koltim Gelar Sayembara Logo HUT ke 12 Tahun
- Kapolri Apresiasi Peluncuran 2 Buku Antikorupsi di Harkordia
“Dari peninggalan situs sejarah itu dapat dilihat secara jelas bahwa situs peninggalan tersebut adalah bagian dari warisan yang telah lama ditinggalkan oleh pihak Jepang,” jelasnya, Rabu (16/7/2019).
Ia menjelaskan, peninggalan situs sejarah ini memberikan pengetahuan tentang masa kependudukan jepang di Bombanaa saat itu.Selain itu, juga sebagai media pengetahuan dalam melakukan landasan penulisan sejarah.
“Situs peninggalan Jepang disini berjumlah tiga situs, yakni meriam Jepang, Bungker dan benteng pertahanan,” jelasnya.
Lebih lanjut, Dosen lulusan UGM itu menerangkan, situs yang berada di tempat itu harus tetap dijaga dan diperhatikan lagi dengan baik oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bombana agar tidak rusak.
“Maka dari itu, kami turun ke lapangan untuk melihat secara langsung bagaimana bentuk dari situs tersebut dan perlu adanya perhatian khusus oleh Pemerintah Pusat ataupun Pemda agar tetap menjaga dan melestarikan situs ini,” pungkasnya. (a)