KENDARI – Dana Alokasi Umum (DAU) Provinsi Sulawesi Tenggara untuk belanja pegawai kini menghabisi 1,2 persen dari DAU yang diterima sebanyak 1,5 persen selama tahun 2018 dengan angka Rp 1,2 triliun.
Hal itu di ungkapkan oleh Pejabat Gubernur Sultra, Teguh Setyabudi, saat membawakan sambutan di soft opening Rumah Sakit Konawe, bahwa Bumi Anoa Provinsi Sulawesi Tenggara, Dana Alokasi Umum (DAU) yang di terima Pemprov sebesar Rp 1,5 triliun, dari Rp 1,5 triliun DAU yang diterima, Rp 1,2 digunakan untuk belanja pegawai.
“Mengapa belanja pegawai begitu besar, antara lain juga dikarnakan pengaruh pengalihan urusan kewenangan, misalnya seperti masa pendidikan kita banyak sekali menerima limpahan guru-guru, demikian juga kehutanan dan sebagainya, penyuluh dan sebagainya, kita diberikan pengalihan masalah personil tapi dari sisi anggaran belum juga mencukupi,” tukasnya Rabu (29/8/2018).
Selain itu, dirinya menyadari bahwa pembangunan infrastruktur di Sultra belum dapat mencapai 50 persen di akibatkan banyaknya pengunaan dana DAU saat ini.
“Mohon maaf sebelumnya pembangunan Infrastruktur belum bisa mencapai 50 persen untuk infrastruktur, karena dari Rp 1,5 triliun DAU yang diterima, Rp 1,2 triliun digunakan untuk belanja pegawai,” bebernya.
Lanjut ia, menjelaskan kepada Kementerian Keuangan RI, Sri Mulyani, tentang wilayah Sultra, terdiri dari 15 kabupaten dan 2 kota, 78 persen diantaranya adalah wilayah lautan dan hanya 22 persen diantaranya daratan, dari 17 kabupaten dan kota, hanya ada satu kabupaten yang tidak ada lautnya yakni, Kolaka Timur (Koltim), selain itu semua kabupaten dan kota punya laut.
“Ada sekitar 72 teluk pulau di Sultra, dari 72 teluk itu memiliki kekayaan isi lautnya yang sangat luar biasa, sehingga tidak heran kalau Sultra kaya akan siputnya, oleh karena itu sangat disayangkan apabila ke Sultra tidak mencicipi, Kepitingnya, Udangnya, Lopsternya melihat semua itu sangat bagus sekali dan segar-segar,” kata Teguh.
Dia menambahkan, Sultra bukan hanya Itu saja, Sultra juga kaya akan sumber daya alamnya yang melimpah, tambangnya punya nikel, punya emas, punya kandungan aspal yang besar di dunia yakni di Kabupaten Buton.
“Sultra, memiliki penduduk sebanyak lebih dari 2 juta jiwa, cukup besar Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang kita miliki untuk tahun 2017 sebesar Rp 3,55 Triliun,”
Dengan Pendapatan Asli Daerah (PAD) hanya 17 persen itu merupakan peringkat nomor 30 dari 34 provinsi di Indonesia.
“Sementara untuk APBD tahun 2018 ini, sebesar Rp 3.661.000.000, allhamdulliah PAD nya sudah mulai meningkat kurang lebih sebesar 21,4 persen namun demikian dibandingkan dengan sumber daya alam yang melimpah mohon nanti bantuanya ibu menteri, untuk Sultra yang berusia 54 tahun, rasanya masih harus banyak berjuang untuk meningkatkan APBD dan juga PAD dalam rangka penyelengaraan pembenahan dan pembangunan di sultra. tentu saja ini perlu kerjasamanya dan juga butuh dukungan dari ibu menteri keuangan Republik Indonesia,” terangnya.
Dengan dasar itu, menjadi masalah kita yang harus dipikirkan bersama-sama kata Teguh, kemudian Dana Alokasi Khusus (DAK)nya 1,2 persen ini juga yang harus diberikan, mudah-mudahan kedepan karena 78 persen wilayah sultra adalah lautan, yang 22 persen adalah daratan, nantinya DAU bisa terus meningkat secara signipikan dengan disesuaikan dengan luas lautan yg ada di Sultra.
“Ini berapa hal yang harus kita tingkatkan, banyak sekali yang harus kita lakukan, banyak sekali ekspor- ekspor yang sebenarnya yang bisa di lakukan oleh Sultra, namun demikian ternyata hampir semua produk-produk yang di ekspor itu tidak pernah melalui Kendari, melainkan hanya melalui wilayah Makassar dan Surabaya,” tandasnya.