KENDARI – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) bersama perum Bulog Kantor Wilayah (Kanwil) Sultra menandatangani nota kesepahaman (MoU) tentang penyediaan beras fortivit dalam upaya percepatan penurunan angka gizi buruk dan stunting Rabu, 26 Januari 2022 di aula BKKBN Sultra
Kepala BKKBN Sultra, Asmar mengatakan beras fortivit ini sangat dibutuhkan oleh masyarakat khususnya keluarga stunting
“Memang zinc yang menjadi kandungan beras fortivit ini sangat dibutuhkan terutama pada remaja, untuk perbaikan kualitas sperma,” ucap Asmar
Asmar berharap dengan kerjasama ini dapat membantu mencegah stunting di Sultra. “Kita berharap menggunakan beras fortivit ini,” ujarnya
Baca Juga : Awalnya Coba-Coba, Kini Edi Sukses dengan Usaha Printingnya
Sementara itu, Kepala Perum Bulog Sultra, Siti Mardati Saing mengungkapkan pihaknya siap menyediakan sebanyak-banyaknya beras fortivit yang dibutuh untuk mencegah stunting
“Beras ini sebenarnya beras lokal yang diberikan kernel yang bervitamin. Jadi beras dicampurkan dengan kernel dan komposisi tertentu. Sudah divakum, steril dan aman untuk di konsumsi,” kata Siti Mardati
Siti menyebut, beras ini merupakan produksi petani lokal Sultra yang dikemas dengan mesin tersendiri. “Stok cadangan pemerintah masih ada 7200 ton dan aman untuk 3 bulan kedepan,” katanya
Ia berharap setelah penandatanganan MoU ini 400 kampung sehat yang masuk dalam program dapur sehat dapat menggunakan beras fortivit. “Kita harapkan beras yang digunakan adalah beras fortivit,” imbuhnya
Penulis : Muhammad Ismail