Reporter: Hasrun / Editor: La Ode Adnan Irham
RUMBIA – Harga beras di sejumlah wilayah di Sulawesi Tenggara (Sultra) melonjak naik. Tak terkecuali di Kabupaten Bombana yang mencapai Rp 11.600 perkilogramnya.
Merespon kenaikan tersebut, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bombana menyiapkan 50 ton beras untuk dijual murah di dua zona, yakni Rumbia dan Poleang.
Ketika ditemui di ruang kerjanya, Selasa 14 April 2020, Kepala Bidang Perindustrian dan Peradangan Disperindagkop dan UKM Bombana, Muhammad Hajar Aswad mengatakan, beras itu akan dijual seharga Rp 8.000 perkilogramnya.
Rencananya, 16 April 2020, pihaknya bersama Bulog setempat dan instansi terkait lainnya akan mulai mendistribusikan di wilayah Rumbia dengan menjual langsung ke warga.
“Kita distribusi selama empat hari, lalu ke zona Poleang lagi. Kita akan menyasar wilayah yang kurang produksi berasnya, seperti Poleang, Poleang Barat dan Poleng Timur,” ungkapnya.
Menurutnya, dengan cara tersebut para padagang yang kerap menimbun beras bakal kewalahan, karena warga pasti lebih memilih beras dengan harga terjangkau yang telah disediakan pemerintah setempat.
“Kalau yang suka menimbun barang akan muncul itu. Kalau misalnya dia menimbun akan lama baru bisa habis berasnya,” ucapnya.
Ia juga menuturkan, setelah dilakukan distribusi beras, namun harga beras di daerah itu masih tinggi. Pemerintah akan mendistribusi lagi.
“Kita akan hantam terus, sampai harga benar-benar normal,” pungkasnya.
Untuk diketahui, beberapa waktu lalu pemerintah daerah itu juga telah mendistribusi beras di Pulau Kabaena sebanyak 27 ton.